kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.073   89,18   1,28%
  • KOMPAS100 1.057   16,45   1,58%
  • LQ45 831   13,55   1,66%
  • ISSI 215   2,30   1,08%
  • IDX30 423   7,01   1,68%
  • IDXHIDIV20 510   7,78   1,55%
  • IDX80 120   1,85   1,56%
  • IDXV30 125   0,65   0,52%
  • IDXQ30 141   2,02   1,46%

Penyaluran Kredit Valas Perbankan Terdongkrak Pasca Penurunan Suku Bunga The Fed


Sabtu, 28 September 2024 / 17:50 WIB
Penyaluran Kredit Valas Perbankan Terdongkrak Pasca Penurunan Suku Bunga The Fed
ILUSTRASI. Penurunan suku bunga The Fed pekan lalu dan penguatan rupiah yang diproyeksikan masih berlanjut, membuat sejumlah bank makin optimistis./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/06/01/2021


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga The Fed pekan lalu dan penguatan rupiah yang diproyeksikan masih berlanjut, membuat sejumlah bank makin optimistis pada pertumbuhan penyaluran kredit dalam valuta asing (Valas). 

Pada penutupan perdagangan Jumat (20/9), rupiah spot ditutup di level Rp 15.150 per dolar AS. Ini menguat 0,58% dari perdagangan hari sebelumnya. Dalam sepekan, kurs rupiah spot menguat 1,64% dari Rp 15.402 per dolar AS pada Jumat (13/9) lalu.

Penurunan suku bunga The Fed ini lebih cepat dari prediksi para bankir terjadi di kuartal IV-2024. Pasalnya, dengan The Fed melakukan pemangkasan suku bunga acuannya, maka ada peluang untuk rupiah menguat, sehingga kewajiban debitur dalam melunasi pinjaman bank pun tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan saat rupiah melemah.

Baca Juga: Laju Pertumbuhan Kredit Melambat di Agustus 2024 Jadi 11,4%, Terendah Selama 5 Bulan

Bank Negara Indonesia (BNI) misalnya, yang optimistis dengan pemangkasan suku bunga The Fed, akan berdampak pada peningkatan kredit.  

"Dengan The Fed yang menurunkan suku bunga acuannya, BNI optimistis bahwa permintaan kredit valas akan terus meningkat," ungkap Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo Budiprabowo kepada Kontan, Jumat (22/9).

Mekipun Okki juga menyebut, pelemahan rupiah yang terjadi sebelumnya juga tidak mengurangi minat debitur BNI untuk memanfaatkan fasilitas kredit valas, terutama sektor Pertambangan dan Minerba tetap menjadi sektor dominan yang membutuhkan pembiayaan dalam dolar AS. 

Okki tidak merinci berapa besar kredit valas yang telah disalurkan. Tapi ia bilang, porsi kredit valas BNI sekitar 20%-23% dari total kredit yang disalurkan.

Lebih lanjut Okki mengatakan, ke depannya permintaan kredit valas diproyeksikan akan tetap stabil pada sektor industri yang memang memiliki pendapatan atau pengeluaran dalam valas. 

"Suku bunga kredit valas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga rupiah menjadi lebih menarik bagi debitur," ungkap Okki.

Baca Juga: Bank Milik Asing Bersaing Bidik Pertumbuhan Bisnis Hingga Akhir Tahun 2024

Senada, Bank Central Asia (BCA) juga optimis penurunan suku bunga The Fed akan berdampak pada peningkatan penyaluran kredit valas ke depannya.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, per Agustus 2024, penyaluran kredit dalam valas BCA mencapai ekuivalen Rp 43,5 triliun, atau setara 5% dari total portofolio pembiayaan perseroan.

"Kami optimistis penyaluran kredit valas dapat terus bertumbuh seiring positifnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia," ungkap Hera kepada Kontan, Jumat (22/9).

Lebih lanjut Hera menyebut, BCA senantiasa menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×