Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang buruk sedang membayangi penyalur KUR dalam hal ini perbankan. Hal tersebut berpotensi memperlambat bank dalam menyalurkan KUR ke nasabah.
Sebagai catatan, realisasi penyaluran KUR per 31 Mei 2024 sebesar Rp 116,94 triliun. Pada periode sama tahun sebelumnya, realisasi KUR tercatat hanya senilai Rp 82,66 triliun.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Yulius bilang realisasi tersebut dikarenakan pemerintah terus mendorong percepatan penyaluran KUR. Di mana, itu terjadi setelah adanya evaluasi atas hambatan yang dialami pada tahun sebelumnya.
Meski demikian, Yulius membenarkan bahwa memang ada indikasi memburuknya kualitas KUR. Hal tersebut karena berakhirnya kebijakan stimulus restrukturisasi Covid-19 kredit perbankan.
Ia melihat berakhirnya kebijakan tersebut membuat UMKM yang mengalami gagal usaha karena terdampak Covid-19 akhirnya tak mendapat kelonggaran lagi. Sehingga, hal tersebut berdampak pada adanya kredit macet.
Baca Juga: Pasar Khawatir NPL Naik, Saham Bank Besar Menukik
”Sebenarnya kenaikan NPL tersebut tidak hanya di KUR, akan tetap hampir di semua jenis kredit,” ujar Yulius.
Sementara itu, General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sunarna Eka Nugraha mengungkapkan bahwa saat ini terjadi perlambatan KUR. Sejalan dengan itu, Sunarna bilang BNI terus memastikan penyaluran KUR agar tepat sasaran.
Sebagai informasi, penyaluran KUR yang telah disalurkan BNI per Mei 2024 senilai Rp 5,7 triliun. Pencapaian tersebut lebih rendah dari Mei tahun sebelumnya yang mencapai Rp 7 triliun.
”Penyaluran ada perlambatan karena kita fokus juga di kualitas aset,” ujar Sunarna.
Adapun, NPL untuk kredit usaha kecil BNI, yang di dalamnya termasuk KUR, berada di level 4% per Maret 2024. Kondisi tersebut meningkat dari periode sama tahun sebelumnya di level 2,5%.
Ia pun bilang bahwa saat ini pihaknya telah mengingatkan berulang kali kepada nasabah UMKM agar menggunakan fasilitas kredit sesuai penggunaannya. Harapannya, fasilitas tersebut bisa digunakan untuk pengembangan usaha.
”BNI akan melakukan prescreening atas karakter dan kondisi keuangan debitur termasuk komitmen pemenuhan kewajibannya,” ujarnya.
Baca Juga: Pemburukan Kualitas Kredit Membayangi Pergerakan Saham Big Banks
Direktur Utama BJB Yuddy Renaldy mengungkapkan bahwa saat ini penyaluran KUR per Maret 2024 telah mencapai 20% dari target alokasi yang dimiliki BJB. Di mana, alokasi hingga akhir tahun untuk KUR di BJB senilai Rp 2,6 triliun.
Namun, ia enggan menyebutkan bagaimana kualitas kredit, terutama KUR yang disalurkan BJB. Hanya saja, ia tak menutup mata dengan adanya kredit macet yang salah satunya bisa disebabkan oleh fenomena maraknya judi online. Menurutnya, fenomena itu bisa terjadi pada siapapun baik nasabah bank maupun non bank.
“Sudah menjadi tugas bersama sebagai pelaku industri jasa keuangan untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memahami risiko yang harus dikelola,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News