kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.350   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Penyaluran KUR Perbankan Masih Seret di Kuartal I-2023, Ini Penyebabnya


Rabu, 03 Mei 2023 / 06:30 WIB
Penyaluran KUR Perbankan Masih Seret di Kuartal I-2023, Ini Penyebabnya


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) masih seret di awal tahun. Pasalnya, bank penyaluran pembiayaan murah ini menunggu peraturan turunan dari Kemenko Perekonomian yang baru dirilis pada akhir Januari 2023. 

Kini perbankan berlomba menyalurkan KUR dengan mengoptimalkan skema klaster. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut target penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp 460 triliun. 

Ia mengakui salah satu kendala dalam penyaluran kredit dari perbankan terkait risiko kredit macet alias Non Performing Loan (NPL). Oleh sebab itu, pemerintah mendorong penyaluran KUR dengan skema klaster dengan risiko yang lebih terkelola dengan baik. 

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan Diyakini Bakal Berlanjut hingga Tutup Tahun 2023

Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran KUR BRI telah mencapai Rp 14,98 triliun kepada 339.000 debitur per Maret 2023. Adapun tahun ini, BRI mendapatkan plafon KUR hingga Rp 270 triliun. 

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan mayoritas penyaluran KUR BRI disalurkan kepada sektor produksi dengan proporsi mencapai 58,34%. Ia mengaku NPL KUR BRI relatif kecil, berkisar 1,68% pada akhir Maret 2023. 

“Salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan penyaluran KUR di tahun ini yakni BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro) dan menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN,” ujarnya kepada KONTAN pada Selasa (2/5).

Lanjutnya, sinergi ini nantinya dimanfaatkan secara optimal bagi Perseroan untuk menciptakan sumber-sumber baru pendapatan atau new sources of income sebagai penggerak baru bagi pertumbuhan bisnis Perseroan atau new growth engine.

Baca Juga: Bankir dan Regulator Prediksi Pertumbuhan Kredit Berlanjut hingga Akhir Tahun

Selain bertujuan untuk memperkuat sumber pertumbuhan baru, Aestika menuturkan holding ultra mikro juga berkontribusi pada pencapaian aspirasi financial inclusion. Holding ultra mikro akan memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas dan lebih mudah kepada segmen ultra mikro di Indonesia. 

“Dengan adanya sinergi ini, bisnis model BRI, Pegadaian dan PNM yang saling melengkapi akan mampu memberikan journey layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro. Model bisnis yang saling melengkapi tersebut dapat memberikan nilai tambah dalam menyediakan produk dan layanan keuangan yang terintegrasi dalam satu ekosistem,” paparnya.

Ia mengklaim BRI juga terus meningkatkan efisiensi proses bisnis melalui revitalisasi mantri (tenaga pemasar), enhancement BRISpot Mikro. Juga memperbarui operating model end to end tenaga pemasar, yang berdampak pada peningkatan produktivitas Mantri dan penyaluran KUR secara umum. 

Strategi lain yang ditempuh perseroan untuk terus mendorong KUR yakni membentuk hyperlocal ecosystem dengan fokus pada ekosistem desa, pasar, kelompok pelaku usaha, dan komoditas tertentu.

Tak mau kalah, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk realisasi penyaluran KUR di Bank Mandiri hingga Maret 2023 lalu mencapai sebesar Rp 5,76 triliun atau sebesar 12% dari target tahun ini.

SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso mengatakan penyaluran KUR hingga Maret 2023 masih didominasi oleh Sektor Produksi sebesar 60,18% atau sebesar Rp3,46 triliun. 

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan Hingga Maret Melambat

“Rinciannya, sektor pertanian menyumbang 30,52% atau Rp 1,75 triliun, sektor Perikanan 1,85% atau Rp 106 miliar, sektor Industri Pengolahan 7,60% atau Rp 437 miliar, dan sektor Jasa Produksi  menyumbang 20,19% atau Rp 1,16 triliun. Sedangkan Sektor Non Produksi sebesar 39,82% yaitu Rp 2,29 triliun,” ujarnya kepada KONTAN.

Ia mengaku kualitas kredit KUR hingga Maret 2023 tetap terjaga dengan baik yaitu NPL di bawah 1%. Guna merealisasi semua plafon tahun ini, Bank Mandiri akan melakukan akuisisi berbasis ekosistem dengan pola close loop, sesuai strategi kewilayahan dengan mengoptimalkan kolaborasi nasabah wholesale Bank Mandiri.

Lalu, mengoptimalisasi digitalisasi proses melalui penggunaan aplikasi Mandiri Pintar oleh tenaga sales Bank Mandiri, guna memberikan percepatan layanan kepada calon debitur KUR.

Baca Juga: Diprediksi Positif, Analis Sebut Kinerja Bank BRI (BBRI) Bakal Didorong Kupedes

Juga memperluas akses kredit melalui program referral diikuti dengan edukasi layanan dan transaksi keuangan  melalui Mandiri Agen yang terdapat di ekosistem bisnis pelaku UMKM.

Adapun penyaluran KUR Bank BNI tumbuh 7,8% yoy menjadi Rp 50,1 triliun per Maret 2023. Sedangkan Bank Syariah Indonesia (BSI) berhasil membukukan pertumbuhan KUR 51,16% yoy dari Rp 11,12 triliun menjadi Rp 16,82 triliun dengan NPF di level 1,32% di kuartal 1-2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×