Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Bank berlogo 46 ini optimistis aset masih bisa tumbuh di kisaran 12%-13% secara yoy di penghujung tahun. "Dengan pertumbuhan kredit pada kisaran 13%-15% sebagai pendorong pertumbuhan aset," katanya.
Untuk menopang pertumbuhan tersebut, pihaknya akan fokus mendorong pertumbuhan anorganik. Beberapa strategi yang dipersiapkan antara lain seperti akuisisi dan penguatan modal anak perusahaan yang kemungkinan dilakukan oleh BNI.
Baca Juga: DPK melandai, perbankan berbondong terbitkan surat utang
Namun, Herry juga menambahkan, rencana penguatan modal anak usaha untuk mendorong kinerja perusahaan secara konsolidasi masih dalam tahap pengkajian.
"Ini merupakan strategi jangka menengah-panjang BNI dalam menopang pertumbuhan aset," sambungnya.
Bukan cuma BUKU IV yang mendominasi aset perbankan secara industri. BUKU III dengan modal inti sebesar Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun juga masih cukup kuat.
Tercatat per Juli 2019 total aset BUKU III masih sebesar Rp 2.595,47 triliun walau turun 0,12% secara yoy. Realisasi tersebut nyatanya mewakili 31,42% aset perbankan secara industri.
Meski begitu, porsi aset BUKU III terhadap industri menurun jika dibanding Juli 2018 yang mencapai 34,21%. Salah satu bank BUKU III terbesar yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan beberapa pekan lalu bahwa pihaknya tak mau mematok target aset terlalu tinggi. Lantaran tengah mempersiapkan diri untuk ekspansi di 2020 sambil melakukan perbaikan kualitas aset.
Alhasil, BTN menargetkan aset akan tumbuh di level 7%-9% di akhir tahun sejalan dengan kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News