kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Per Oktober 2020, pembiayaan multifinance susut 15,7%


Selasa, 01 Desember 2020 / 13:52 WIB
Per Oktober 2020, pembiayaan multifinance susut 15,7%
ILUSTRASI. Petugas melayani calon konsumen saat penjualan kendaraan di pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan, Kamis (6/2).


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan pembiayaan industri multifinance masih berlanjut. Hingga Oktober 2020, pembiayaan multifinance anjlok hingga 15,7% yoy menjadi Rp 379,9 triliun. 

"Piutang perusahaan pembiayaan terkontraksi sebesar -15,7% yoy seiring belum pulihnya pasar kendaraan bermotor yang merupakan sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terbesar dalam pembiayaan," kata Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangan resmi, pekan lalu. 

Sementara rasio NPF Perusahaan Pembiayaan sebesar 4,7% per Oktober 2020. Rasio kredit bermasalah itu turun di bandingkan realisasi September 2020 lalu di level 4,93%.

Anto mengatakan, regulator akan terus mengoptimalkan berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui penguatan peran sektor jasa keuangan. 

Baca Juga: Restrukturisasi pembiayaan multifinance capai Rp 181,3 triliun

"OJK berkomitmen kuat untuk mendukung program percepatan pemulihan ekonomi nasional dan siap mengeluarkan kebijakan stimulus lanjutan secara terukur dan tepat waktu untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional," jelas dia. 

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, sebagian besar multifinance menyikapi penurunan bisnis pembiayaan dengan melakukan efisiensi mulai dari pengurangan modal kerja, gaji pokok karyawan serta berbagai tunjangan insentif dan lainnya. 

"Bisa saja masing-masing perusahaan melakukan efisiensi tapi tidak bisa dipukul rata karena itu bergantung dari bentuk organisasi, kondisi perusahaan dan kekuatan pendanaan," kata Suwandi.

Meski bisnis menurun, kata dia, belum ada perusahaan multifinance melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara ongkos untuk bayar gaji dan sewa gedung tetap berjalan.

Baca Juga: Sinar Mas Multiartha (SMMA) yakin penuhi target laba Rp 1,3 triliun hingga akhir 2020

Adira Finance misalnya, melakukan efisiensi seiring penurunan volume pembiayaan sebesar 53% menjadi Rp 13,3 triliun hingga September 2020. Presiden Direktur Adira Fiance Hafid Hadeli menyebut, perusahaan memangkas beban biaya hingga 5% dibandingkan tahun lalu. 

"Memang kita kurangi pengeluaran - pengeluaran yang tidak urgent jadi dilakukan pengetatan. Seperti biaya travelling turun, bonus juga turun dan aktivitas yang tidak penting dikurangi untuk tahun depan," terang Hafid. 

Di samping itu, perusahaan memanfaatkan kanal digital lewat platform online seperti Momobil.id Momotor.id, dicicilaja.com, adiraku. Serta menggelar pameran virtual untuk menggenjot pemasaran. 

Selanjutnya: Konglomerasi Keuangan Swasta Makin Agresif, Grup Djarum Masih Jawara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×