kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Per Oktober, hasil investasi asuransi jiwa melorot 121%, ini pendorongnya


Minggu, 23 Desember 2018 / 16:26 WIB
Per Oktober, hasil investasi asuransi jiwa melorot 121%, ini pendorongnya
ILUSTRASI. Logo Perusahan Asuransi Jiwa di Kantor AAJI


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hasil investasi asuransi jiwa per Oktober 2018 turun 121% secara year on year (yoy) menjadi minus Rp 6,92 triliun. Padahal, per Oktober tahun lalu, hasil investasi asuransi jiwa masih menunjukkan nilai positif sebesar Rp 32,58 triliun.

Menurut Ketua Bersama Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Maryoso Sumaryono, penurunan hasil investasi ini disebabkan oleh keadaan pasar yang tidak stabil. Keadaan pasar tersebut menimbulkan votalitas saham yang tinggi, turunnya imbal hasil obligasi pemerintah dan korporasi, serta anjloknya imbal hasil reksa dana. “Ada sebagian yang naik tapi sebagian besar turun. Jadi berpengaruh” kata Maryoso.

Memang, berdasarkan data OJK per Oktober 2018, investasi asuransi jiwa paling banyak digelontorkan pada instrumen reksadana dan saham. Porsi reksadana mencapai 35,7% dan saham sebesar 29,5%. Jika digabungkan, persentase kedua instrumen tersebut mencapai 65,2% dari seluruh jenis instumen investasi.

Beberapa perusahaan asuransi jiwa mengalami hal serupa. Hasil investasi PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) misalnya, turun sebesar 105,2% menjadi minus Rp 34,16 miliar per September 2018. Padahal, pada periode yang sama tahun 2017, hasil investasi Sun Life mencatatkan hasil positif sebesar Rp 657 miliar.

Chief Marketing Officer Sun Life Shierly Ge mengatakan hasil investasi dipengaruhi beragam hal terutama faktor eksternal seperti nilai pasar sepanjang tahun tersebut. Investasi Sun Life paling banyak memang ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN) RI dan saham yang porsinya mencapai 67%.

Meskipun begitu, Shierly optimistis dengan hasil investasi ke depan. “Selama investasi tersebut dilakukan untuk jangka waktu yang panjang, maka akan ada potensi hasil investasi yang lebih baik,” kata dia kepada Kontan.co.id Jumat (21/12).

Penurunan hasil investasi juga terjadi pada perusahaan asuransi jiwa PT FWD Life Indonesia (FWD Life). Hasil investasinya menurun 210% menjadi minus Rp 29,69 miliar per September 2018. Sebelumnya, pada September tahun lalu hasil investasi FWD Life mencapai nilai positif sebesar Rp 27 miliar.

Menurut Direktur Utama FWD Life Rudi Kamdani, hasil investasi FWD Life yang negatif itu adalah hasil dari dana investasi pemegang polis yang porsinya mencapai 60% dari keseluruhan dana investasi. “Kebanyakan pemegang polis ambil produk unitlinked. Sebanyak 95% dari pemagang polis unitlinked itu investasi di saham,” kata dia Jumat (21/12).

Rudi mengganggap penurunan hasil investasi itu sebagai hal yang wajar. Alasannya, indeks saham pada November 2018 menunjukkan kenaikan, bergerak ke arah positif dibanding September dan Oktober 2018 yang sempat turun.

Sementara itu, Ketua Bersama AAJI Maryoso Sumaryono optimistis hasil investasi di tahun depan bisa kembali positif, sebab ia melihat hasil investasi di bulan Desember lebih baik daripada November 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×