kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Perang Sertifikasi untuk Para Bankir Dimulai


Rabu, 13 Agustus 2008 / 22:18 WIB


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Test Test

JAKARTA. Niat Ikatan Bankir Indonesia (IBI) punya lembaga sertifikasi manajemen risiko sendiri bulat. Akhir Agustus ini, IBI akan mendirikan asosiasi baru khusus bagi bankir yang mengelola manajemen risiko. Asosiasi ini yang bakal menjadi under bow IBI untuk mengurusi sertifikasi profesi manajemen risiko perbankan.

Asosiasi ini, nantinya akan membuat standardisasi profesi pengelola manajemen risiko perbankan. "Asosiasi ini akan punya pengurus sendiri, dan bisa melakukan kongres maupun musyawarah nasional," kata Ketua IBI Agus Martowardojo, Rabu (13/8).

Sekadar mengingatkan saja, sejak enam bulan lalu, IBI sudah resmi punya lembaga sertifikasi sendiri bernama Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP). Dalam waktu dekat, lembaga ini akan melakukan sertifikasi wealth management, auditor internal, dan treasury.

IBI menargetkan, LSPP juga akan memberikan ujian sertifikasi pada profesi manajemen risiko tahun depan. Namun, kewenangan LSPP untuk menyelenggarakan pelatihan dan ujian manajemen risiko ini masih harus menunggu sampai asosiasi manajemen risikonya terbentuk.

Setelah asosiasi ini terbentuk, barulah mereka meminta izin pada Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Bank Indonesia (BI). "IBI sudah mendapat surat dari bankir risk management yang mewakili 20 bank terbesar Indonesia bahwa mereka berniat mendirikan asosiasi," kata Agus.

IBI sendiri yakin BI akan memberikan restunya pada asosiasi untuk menyelenggarakan sertifikasi di luar badan yang sudah ada yaitu Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR).

Sebelumnya, BI sudah menegaskan bahwa peluang untuk mendirikan lembaga sertifikasi lain selain BSMR, masih terbuka lebar asalkan memenuhi syarat dan mendapat izin dari BNSP.

Dengan menggunakan jasa LSPP, para bankir berharap materi dan metode pengajaran lebih efektif bagi bankir. Selain itu, peserta yang mengikuti pelatihan ini juga lebih terukur, siapa saja yang berhak dan berkewajiban mengikuti pelatihan manajemen risiko.

Menanggapi rencana IBI tersebut sebelumnya Ketua Dewan BSMR Gayatri Rawit Anggreni menegaskan bahwa pihaknya tidak keberatan apabila ada lembaga sertifikasi tandingan muncul untuk melaksanakan pelatihan dan ujian manajemen risiko bagi para bankir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×