kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Perbankan bakal genjot kredit UMKM, begini strateginya


Rabu, 26 Februari 2020 / 19:22 WIB
Perbankan bakal genjot kredit UMKM, begini strateginya
ILUSTRASI. Produksi kerupuk di Depok, Minggu (19/1). Perbankan akan gencar menggenjot penyaluran kredit di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun ini. KONTAN/Baihaki/19/1/2020


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan akan gencar menggenjot penyaluran kredit di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun ini. Masing-masing bank telah menyiapkan strategi mendorong segmen ini agar bisa bisa mencapai target Bank Indonesia (BI) yakni minimal menyumbang 20% terhadap total kredit.

Beberapa bank memilih mendorong kredit UMKM lewat platform digital. PT Bank Mandiri Tbk misalnya tengah berupaya mengejar segmen ini bisa mencapai 20% terhadap total portofolio kredit perseroan. Untuk itu, bank pelat merah ini memilih untuk mengoptimalkan kerjasama dengan dengan platform e-commerce dan teknologi finansial (tekfin) peer to peer (P2P) lending.

Baca Juga: Bank Mandiri Syariah targetkan pembiayaan rumah Rp 6,5 triliun di tahun ini

"Persentase kredit UMKM Bank Mandiri tahun lalu masih di bawah 20%. Tahun ini kita harapkan bisa 20% karena itu permintaan dari pemerintah. Kita akan berusaha kejar itu, salah satunya mendorong penyaluran lewat fintech dan e-commerce," kata Donsuwan Simatupang, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (26/2).

Bank Mandiri menargetkan kredit UMKM akan tumbuh di kisaran 12%-15%. Target tersebut lebih tinggi dari target kredit keseluruhan perseroan yang hanya dipatok sekitar 8%-10%.

Royke Tumilaar, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, potensi segmen UMKM masih sangat besar saat ini. Namun, sebagai bank yang selama ini dikenal ditopang oleh segmen wholesales atau korporasi dan komersial, perseroan harus masuk lewat digital agar bisa lebih cepat melakukan penyaluran lebih cepat. Sementara jika dilakukan secara konvensional akan membutuhkan biaya lebih besar dan penyalurannya lebih lambat.

Dengan menggenjot segmen UMKM, tambahnya, Bank Mandiri tidak sedang berupaya untuk menyaingi saudaranya sesama bank BUMN yakni BRI yang memang dikenal lebih fokus di segmen itu sejak dulu. "Kami akan tetap dominan di wholesale, tapi UMKM ini marketnya sangat besar sehingga akan terus didorong," ujar Royke.

Baca Juga: Imbas wabah virus corona, OJK siap relaksasi penilaian kualitas kredit

Bank Mandiri telah merangkul beberapa platform digital dalam menyalurkan UMKM tahun 2019 seperti Investree, Koinworks, Amartha, Crowde, Akseleran, dan Bukalapak. Bank berlogo pita emas ini berhasil menyalurkan kredit Rp 100 miliar lewat sinergi tersebut.

Tahun ini, perseroan kembali menambah lima mitra baru yakni Tokopedia, Shopee, platform ekosistem tekfin Grab Group, Taralite dan Modal Rakyat. Penandatangan kerjasama dilakukan pada Rabu (26/2). Ke depan, Bank Mandiri juga masih akan terus menambah mitra baru dari platform digital. Dengan begitu, bank ini berharap bisa menyalurkan kredit UMKM Rp 1 triliun dari platform digital pada 2020.

Berbekal pengalaman yang panjang dalam pengelolaan kredit, beberapa tahun terakhir ini Mandiri telah menerapkan transformasi digital pada proses internal sehingga pemrosesan kredit menjadi sangat ringkas.

Sedangkan dari sisi teknologi, Bank Mandiri membangun kolaborasi dengan platform TI seperti PrivyID, Trusting Social Indonesia (TSI), dan Mitra Transaksi Indonesia (MTI) untuk memastikan kecepatan dan ketepatan dalam penyaluran kredit UMKM.

Baca Juga: OJK beberkan dampak gagal bayar Jiwasraya terhadap industri keuangan di Indonesia



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×