Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
TAKALAR. Porsi kredit maritim baru 2,5% dari total kredit industri perbankan di akhir kuartal I 2015. Untuk meningkatkan pembiayaan di sektor maritim, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun meluncurkan program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (Jaring).
Muliaman Darmansyah Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, program Jaring ini berupa buku yang berisi segala macam informasi lengkap yang berhubungan dengan segala macam hal yang terkait sektor kelautan dan perikanan. "Karena selama ini informasi ini tak terlalu banyak diketahui para pelaku jasa keuangan seperti perbankan dan keuangan non bank," kata Muliaman di Takalar, Senin (11/5).
Muliaman mengakui, pelaku jasa keuangan terutama bank selama ini memiliki jarak dengan pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan. Tak heran jika kredit perbankan untuk sektor maritim di akhir Maret 2015 hanya sebesar Rp 91,3 triliun. "Jumlah itu baru 2,5% dari total kredit perbankan di kuartal I tahun ini yang mencapai Rp 3.679 triliun," ujar Muliaman.
Sampai akhir Maret lalu, sebanyak Rp 18,3 triliun telah di salurkan kredit oleh industri perbankan untuk industri yang bergerak sektor kelautan dan perikanan. "Kami percaya jumlah ini akan semakin besar seiring dengan meningkatnya pengetahuan perbankan di sektor kelautan dan perikanan," jelas Muliaman.
Program Jaring ini melibatkan 8 bank antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Danamon, Bank Permata, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Bukopin, dan Bank Sulselbar. "Total pembiayaan 8 bank itu kepada sektor kelautan dan perikanan di akhir tahun lalu mencapai Rp 8,2 triliun," tutur Muliaman.
Sementara sampai akhir Maret 2015, pembiayaan sektor kelautan dan perikanan dari 8 bank tersebut sudah mencapai Rp 5,4 triliun. "Kami optimis pembiayaan untuk sektor kelautan dan perikanan dari 8 bank tersebut sampai akhir tahun ini bisa tumbuh menjadi Rp 13,6 triliun," pungkas Muliaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News