kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.376   -93,00   -0,56%
  • IDX 7.767   -100,50   -1,28%
  • KOMPAS100 1.088   -13,98   -1,27%
  • LQ45 784   -16,21   -2,03%
  • ISSI 267   -1,56   -0,58%
  • IDX30 406   -8,34   -2,01%
  • IDXHIDIV20 474   -8,53   -1,77%
  • IDX80 119   -2,14   -1,77%
  • IDXV30 130   -1,94   -1,47%
  • IDXQ30 131   -2,37   -1,77%

Perbankan Digital Masih Hadapi Tantangan Likuiditas


Senin, 08 September 2025 / 20:07 WIB
Perbankan Digital Masih Hadapi Tantangan Likuiditas
ILUSTRASI. Krom Bank sajikan fitur keuangan untuk kelola dana nasabah. 


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan likuiditas juga ikut dirasakan oleh perbankan digital. Likuiditas bank digital terlihat seret, tercermin dari rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) yang dicatatkan sejumlah bank digital jauh di atas 92%, batas atas rasio sehat yang ditetapkan regulator.

LDR paling tinggi dicatatkan oleh Bank Amar (AMAR), mencapai 200,42% pada semester I-2025 kendati sudah turun secara tahunan dari 314,18% di periode sama tahun sebelumnya. Lalu ada Allo Bank (BBHI) di level 128,73%, Krom Bank mencapai 115,58%, Superbank 99,09%, Bank Jago (ARTO) 95,53%.

Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan mengakui, bahwa kondisi likuiditas industri perbankan saat ini tengah berada dalam situasi yang relatif ketat. Hal ini tercermin dari peningkatan tekanan pada sumber pendanaan, baik akibat penyesuaian suku bunga acuan (BI rate) maupun dinamika aliran dana di pasar keuangan domestik dan global. 

"Hal ini berdampak kepada kompetisi dalam penghimpunan dana pihak ketiga juga mengalami peningkatan, yang berimplikasi pada strategi pricing dana dan manajemen aset hingga liabilitas," kata Anton kepada Kontan.co.id, Senin (8/9/2025).

Walau demikian, pihaknya percaya bahwa industri perbankan digital secara umum masih menunjukkan kemampuan yang memadai dalam menjaga rasio likuiditas pada level yang sesuai dengan ketentuan regulator. 

Baca Juga: Bank Digital Kompak Turunkan Bunga Simpanannya

"Krom Bank juga terus melakukan penyesuaian strategi guna memastikan kecukupan likuiditas, menjaga stabilitas sistem keuangan, serta mendukung fungsi intermediasi secara berkelanjutan," katanya.

Pada semester I-2025 Dana Pihak Ketiga (DPK) Krom Bank naik 4 kali lipat atau 259,42% mencapai Rp 5,9 triliun. Di tengah tantangan pertumbuhan industri yang melambat, pihaknya juga tetap optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan DPK yang positif.

Dalam meningkatkan pertumbuhan DPK, pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah nasabah baru lewat penawaran interest rate yang menarik.

Sementara Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi mengatakan, sampai dengan pertengahan tahun, kondisi likuiditas Bank Raya masih terus terjaga baik. 

Hal ini terlihat dari rasio likuiditas pada level yang aman di mana rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Raya pada Kuartal II/2025 masih terjaga di kisaran 86,74%,  Liquidity Coverage Ratio (LCR) tercatat 351,18% dan rasio Net Stable Funding Ratio (NSFR) tercatat sebesar 153,44% diatas ketentuan minimum sebesar 100%.

Baca Juga: Perbankan Digital Makin Pacu Penyaluran Digital Lending

"Demikian juga dengan perkembangan DPK, sampai dengan pertengahan tahun, masih terjaga dengan baik dan masih sejalan dengan fokus Bank Raya untuk terus menumbuhkan champion produk Digital Saving Raya," kata Tiwi.

Pada semester I-2025 DPK Bank Raya naik 1,79% menjadi Rp 9,83 triliun. Dalam menggenjot pertumbuhan DPK, Bank Raya disebut terus berinovasi sehingga produk yang ditawarkan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi digital.

Bank Raya juga secara berkala melakukan evaluasi suku bunga simpanannya, dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas Bank Raya maupun industri, strategi Bisnis Bank Raya, serta persaingan pasar.

Baca Juga: Bank Digital Makin Buktikan Kinerja Efisien Ketimbang Bank Konvensional

Adapun Direktur Utama Seabank, Sasmaya Tuhuleley hanya mengatakan, dalam menggenjot pertumbuhan SeaBank senantiasa menghadirkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

"SeaBank juga secara aktif menggelar beragam promo menarik yang menguntungkan nasabah," katanya.

Per semester I-2025 DPK Seabank tumbuh 21% yoy menjadi Rp28 triliun dengan komposisi CASA di atas 60%.

Baca Juga: BI Rate Turun, Bank Digital Mulai Sesuaikan Bunga Simpanan

Selanjutnya: Kredit Paylater Bank Melaju, OJK: Banyak Digunakan untuk Penuhi Kebutuhan Hidup

Menarik Dibaca: Ini 5 Ciri Peluang Usaha Menjanjikan yang Bisa Bertahan Lama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×