Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah perbankan terus memperluas nasabah corporasi tahun ini dengan mendorong pengelolaan kas (cash management). Tujuannya, untuk meningkatkan pendapatan non bunga alias fee based income masing-masing bank.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya menargetkan jumlah transaksi pengelolaan kas tumbuh 25% tahun ini. Sedangkan dari sisi nilai transaksinya diharapkan meningkat 20% dari tahun sebelumnya.
"Adapun fee based income tahun ini ditargetkan akan tumbuh 20% dengan mempertimbangkan beberapa kondisi yang sudah diproyeksi tahun ini," kata Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri pada Kontan.co.id, Jumat (11/1).
Sementara sepanjang tahun 2018, Bank Mandiri berhasil mencatatkan jumlah transaksi cash management mencapai 245,2 juta transaksi atau tumbuh 28,7% dari tahun sebelumnya. Sementara nilai transaksi mencapai Rp 8.000 triliun, tumbuh 15.7% dari tahun sebelumnya.
Adapun jumlah nasabah pengguna layanan cash management tersebut mencapai 25.000 nasabah per akhir tahun lalu. Rohan bilang, bisnis cash management Bank Mandiri berkontribusi dalam bentuk Net Interest Income (NII) dana murah atau Giro dan Fee Based Income (FBI) transaksi.
Pada tahun lalu, FBI yang diperoleh dari pengelolaan cash management nasabah korporasi sebesar 1% dari keseluruhan FBI Bank Mandiri dengan pertumbuhan 23,5%, lebih besar dibandingkan pertumbuhan FBI bankwide sebesar 15.4%.
Sedangkan untuk NII tahun 2018 sebesar Rp 9,5 triliun tumbuh 10% dari tahun lalu. Layanan Cash Management juga menjaga market share dana murah Bank Mandiri di atas 15% dengan nilai rata-rata dana murah sebesar Rp193,6 triliun
Guna mencapai target tersebut, Bank Mandiri akan melakukan inovasi untuk dapat menggabungkan proses bisnis nasabah dengan transaksi perbankan, sehingga transaksi nasabah korporasi dapat menjadi jauh lebih mudah.
Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan jumlah dan nilai transaksi bisnis pengelolaan kas tumbuh sekitar 20%-30% dari tahun 2018. Jumlah transaksi cash managemnet tahun lalu mencapai 115,8 juta dengan nilai Rp 2.864 triliun.
"Fee based income dari bisnis cash management Bank BNI tahun lalu mencapai Rp 204 miliar atau tumbuh 47,7% dari tahun 2017." kata Teddy Wishadi, General Manager BNI Wealth Management Division BNI.
Jumlah transaksi pengelolaan kas Bank BNI tahun 2018 tersebut tumbuh 44% dibandingkan tahun sebelumnya yang baru mencapai 80,7 juta dan nilai transaksinya naik 35% dari posisi di 2017 sebesar 2.120 triliun. Teddy mengatakan,
Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tahun ini menargetka jumlah pengelolaan kas (cash management) di atas 1 juta transaksi dengan nilai lebih dari Rp 30 triliun hingga penghujung tahun 2019 atau tumbuh sekitar 15,3% dari tahun lalu.
"Itu diharapkan memberikan kontribusi minimal 5% dari total fee based yang dihasilkan produk digital," kata Direktur Strategi, Risiko dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso pada Kontan.co.id, Kamis (10/1).
Sepanjang tahun 2018, BTN mencatatkan transaksi cash management lebih dari 850.000 transaksi dengan nilai nominal di atas Rp 26 triliun. Pencapaian tersebut tumbuh 37% secara tahunan (year on year).
Fee based income yang diperoleh dari cash management tersebut tumbuh 12% dibandingkan tahun 2017. Meski tumbuh, Mahelan bilang, porsinya terhadap total pendapatan non bunga BTN hanya sekitar 3%.
Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) belum bersedia menyampaikan target tahun ini. Namun, Rusdianti salim, Executive Vice President Cash Management BCA bilang, pihaknya akan selalu menyediakan solusi cash management terbaik dengan teknologi tercanggih untuk memenuhi kebutuhan nasabah kami sehigga dapat mencapai kepuasaan konsumen.
Per September 2018, BCA mencatatkan jumlah transasksi bisnis cash management 196,91 juta atau tumbuh 7,58% dari periode yang sama tahun lalu dengan nilai Rp 3.207,4 triliun (tumbuh 18,675 yoy). "Kontribusi cash management ke fee based income per September 2018 mencapai Rp 811,95 miliar atau berkontribusi 20% terhadap total FBI BCA," kata Rusdianti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News