kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.731   21,00   0,13%
  • IDX 8.389   22,05   0,26%
  • KOMPAS100 1.163   3,35   0,29%
  • LQ45 847   4,23   0,50%
  • ISSI 292   0,76   0,26%
  • IDX30 446   3,97   0,90%
  • IDXHIDIV20 513   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,41   0,31%
  • IDXV30 138   0,55   0,40%
  • IDXQ30 141   0,94   0,67%

Perbankan Gencar Salurkan KUR Jelang Akhir Tahun 2025


Rabu, 12 November 2025 / 18:05 WIB
Perbankan Gencar Salurkan KUR Jelang Akhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Pengunjung melihat pakaian yang dijual pada eksibisi UMKM di Basko City Mall, Padang, Sumatera Barat, Rabu (29/10/2025). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/nz. Perbankan gencar kejar target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mendekati akhir tahun 2025.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perbankan gencar kejar target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mendekati akhir tahun 2025. 

Hingga bulan Oktober, sejumlah bank besar terpantau sudah kian mendekati target penyaluran KUR tahun 2025. Misalkan saja, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BRI yang telah menyalurkan KUR sebesar Rp 147,20 triliun ke 3,2 juta debitur dalam sepuluh bulan terakhir. 

Capaian tersebut, sudah setara dengan 83,16% dari total alokasi KUR BRI sebesar Rp 177 triliun untuk tahun penuh 2025. Asal tahu saja, jumlah tersebut meningkat dari alokasi awal sebesar Rp 175 triliun. 

Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya menyebut, manfaat penyaluran KUR oleh BRI paling banyak dirasakan oleh segmen Komersial Kecil dan KUR Kecil. 

“Dari hasil riset kami, 69,7% debitur KUR mengaku omzet usahanya meningkat setelah menerima pinjaman,” kata Akhmad. 

Baca Juga: GandengTangan Ungkap Resep Tata Kelola Fintech P2P Lending yang Sehat

Tak ketinggalan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mencatatkan realisasi KUR per Oktober sudah mendekati target alokasi, yakni sebesar Rp 38,11 triliun atau setara 92,96% target Rp 41 triliun. Dari jumlah itu, penyaluran sampai ke 329.012 debitur UMKM. 

Berdasarkan sektor penerimanya, KUR Mandiri tersalur paling banyak untuk sektor produksi, yakni sebesar 61,47%. Rinciannya, subsektor pertanian sebesar 31,31%, jasa produksi 21,34%, industri pengolahan 7,41%, dan perikanan 1,37%. 

Selain mendorong kinerja penyalurannya, SVP Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri Bayu Trisno Arief Setiawan memastikan kualitas kredit juga terjaga dengan memastikan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada di batas aman.

“Rasio NPL kami berada di bawah 1%,” kata Bayu. 

Realisasi BPD Bervariasi

Dari sisi Bank Pembangunan Daerah (BPD), PT Bank BPD DIY mencatatkan penyaluran sebesar Rp 958 miliar per Oktober 2025. Jumlah tersebut setara dengan 79,83% kuota KUR bank yang sebesar Rp 1,2 triliun. 

Menurut Direktur Pemasaran dan Unit Usaha Syariah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Raden Agus Trimurjanto, sektor terbesar yang menyerap KUR di BPD DIY adalah perdagangan.

"Selain itu, sektor pertanian kehutanan dan perikanan serta akomodasi penyediaan makan minum juga menjadi penerima yang dominan," jelas Raden kepada Kontan, Rabu (12/11/2025).

Baca Juga: Kredit Macet Fintech Lending Meningkat dari Kalangan Muda, OJK Ungkap Pemicunya

Namun, penyaluran KUR ini tak lepas dari sejumlah tantangan. Raden mengaku, sejumlah nasabahnya memiliki track record yang kurang baik. Hal ini turut terlihat pada level NPL gross BPD DIY yang berada di posisi 3,2%. 

Tantangan lainnya, menurut Raden, juga datang dari sulitnya menemukan nasabah baru yang belum menikmati pinjaman. Pun, kondisi makro ekonomi saat ini menjadi katalis pemberat penyaluran KUR oleh bank. 

Tak jauh berbeda, Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan Bank Sumsel Babel Teddy Kurniawan bilang kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat memang sangat memengaruhi penyaluran KUR. Namun khusus untuk sektor produksi, faktor eksternal seperti kondisi cuaca dan musim juga turut berpengaruh. 

Selama kuartal III-2025, BPD Sumsel Babel baru merealisasikan Rp 875 miliar atau 55% target penyaluran KUR untuk tahun penuh 2025. Dari jumlah itu, penyaluran ke sektor produksi dipastikan sudah setara 65% dari total penyaluran di tahun penuh 2024. 

“Tahun ini sektor dominan penerima KUR adalah pertanian dan perdagangan. Sektor pertanian mencapai 65% dari total penyaluran KUR di tahun 2025,” ungkap Teddy. 

Sejauh ini, Teddy mengaku pihaknya terus berupaya untuk menekan NPL KUR ke bawah 5%. 

Kinerja yang lebih baik terlihat pada BPD Bali. Per Rabu (12/11/2025) hari ini, penyaluran KUR BPD Bali mencapai Rp 1,55 triliun atau 81,57% dari total target tahun 2025. 

Secara rinci, Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma bilang penyaluran KUR super mikro mencapai Rp 530 juta, KUR mikro Rp 300 miliar, dan KUR Kecil Rp 1,2 triliun. 

KUR disalurkan kepada berbagai sektor usaha, dengan proporsi pada sektor perdagangan sebesar 38.92%, jasa 39.24%, pertanian 13.94%, dan sisanya adalah industri pengolahan, perikanan serta konstruksi. 

“Total penyaluran pada sektor produksi sebesar 61.08% dari total KUR,” sebut Nyoman. 

Dari segi kualitas kredit, KUR BPD Bali terbilang sangat sehat dengan level NPL cuman sebesar 0,03% lantaran adanya debitur yang meninggal dunia. 

Kendati begitu, Nyoman bilang pada dasarnya kondisi perekonomian, khususnya perlambatan pertumbuhan UMKM, tetap memberikan pengaruh signifikan terhadap laju penyaluran ke depannya. 

Sebelumnya, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman membeberkan bahwa penyaluran KUR per 20 Oktober 2025 telah mencapai Rp 218 triliun. Jumlah tersebut setara 72,67% target maksimal plafon KUR sebesar Rp 300 triliun yang disiapkan tahun ini.

Baca Juga: Susul Himbara Lainnya, Bank Mandiri Juga Umumkan Bakal Gelar RUPSLB

Selanjutnya: Trump Akan Gelar Jamuan Makan Malam Bersama Para CEO Wall Street di Gedung Putih

Menarik Dibaca: Xiaomi Hadirkan Promo Spesial 11.11, Tawarkan Produk Rumah Pintar dan AIoT Unggulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×