kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan Mendulang Cuan dari Bisnis Uang Elektronik


Minggu, 24 Juli 2022 / 19:53 WIB
Perbankan Mendulang Cuan dari Bisnis Uang Elektronik
ILUSTRASI. Pengunjung kafe bertransaksi menggunakan kartu BNI TapCash di Jakarta, Jumat (20/11/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja non tunai memberikan berkah bagi perbankan. Sebab, transaksi pembayaran uang elektronik berbasis kartu yang dijalani oleh bank besar ikut tumbuh. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan nilai transaksi uang elektronik pada triwulan II 2022 tercatat tumbuh 39,85% yoy.  Merujuk data  jumlah elektronik berbasis kartu yang beredar meningkat 23,82% yoy dari 68,27 juta keping menjadi 84,53 juta keping di seluruh Indonesia hingga Mei 2022. 

Secara volume, transaksi uang elektronik baik berbasis kartu maupun server mengalami peningkatan 37,99% yoy dari 3,08 juta menjadi 4,25 juta kali transaksi hingga Mei 2022. Sedangkan nilai transaksi uang elektronik melesat 33,28% yoy dari Rp 292,26 triliun menjadi Rp 389,52 triliun di lima bulan pertama 2022. 

Tentunya, kenaikan transaksi pada setiap uang elektronik berbasis chip akan menjadi pemasukan bagi perbankan. Sebab, BI telah menetapkan skema harga merchant discount rate (MDR) dalam pemrosesan transaksi uang elektronik chip based sebesar 0,5%. Sementara untuk transaksi government to people (G2P) seperti bantuan sosial (bansos), people to government (P2G) antara lain pajak, paspor dan donasi sosial sebesar 0%. 

Baca Juga: Bisnis KTA Bank Permata Melesat 60% pada Semester I

Adapun, distribusi skema harga MDR untuk transaksi uang elektronik chip based seluruhnya menjadi pendapatan acquirer yang dalam hal ini merupakan penerbit uang elektronik chip based.  Sehingga, bank bakal mendapatkan pendapatan dari transaksi uang elektronik berbasis chip atau kartu. 

Saat ini, terdapat empat kartu uang elektronik yang diterbitkan bank yakni e-Money Bank Mandiri, Flazz BCA, TapCash BNI dan Brizzi milik Bank BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga mencatatkan pertumbuhan transaksi uang elektronik BRIZZI 29,71% yoy menjadi 85 juta transaksi pada paruh pertama 2022. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan terjadi pertumbuhan jumlah kartu BRIZZI yang beredar sebesar 9,89% yoy menjadi 22 juta keping di penghujung Juni 2022. 

“Transaksi tol dan transportasi mendominasi pemakaian BRIZZI di masyarakat. BRI optimistis kinerja BRIZZI akan terus tumbuh positif ke depan, strateginya yakni meningkatkan akseptasi BRIZZI di berbagai tempat, seperti perparkiran, transportasi dalam kota, merchant, hingga ekosistem yang close loop,” katanya kepada Kontan.co.id pada Jumat (24/7). 

Adapun Direktur Bank BCA Santoso Liem BCA menyatakan telah melakukan strategi untuk meningkatkan penggunaan kartu uang elektronik Flazz. Mulai dengan menawarkan kemudahan bertransaksi dan Top Up Flazz melalui BCA mobile. 

“BCA juga menambah variasi desain Flazz, menambah partnership penjualan dan atau co-branding Flazz serta memperluas acceptance Flazz. Jumlah kartu Flazz yang beredar hingga Mei 2022 sebanyak 23,5 juta keping,” tuturnya kepada Kontan.co.id. 

Baca Juga: Hingga Mei, NPL Perbankan Alami Kenaikan

Lanjutnya, frekuensi transaksi Flazz meningkat 31% yoy menjadi 267,9 juta kali dari awal tahun hingga Mei 2022.. Seiring dengan itu, nilai transaksi elektronik  berbasis chip Bank BCA melesat 44% yoy menjadi Rp4,58 triliun pada periode Januari hingga Mei 2022. 

“Flazz BCA membuat berbelanja nasabah jadi semakin menyenangkan dengan transaksi pembayaran yang cepat dan aman, efisien karena bisa digunakan oleh siapa saja dan tanpa perlu repot membawa banyak uang tunai. Kami berharap nasabah setia dapat memanfaatkan Flazz sebagai salah satu alat pembayaran untuk mendukung gerakan nontunai dan cashless society,” tambahnya. 

Adapun Bank Mandiri telah menerbitkan 26,7 juta kartu uang elektronik berlogo e-Money per April 2022. Adapun, rata-rata transaksi Mandiri e-Money per bulan telah menembus 90,5 juta transaksi senilai Rp 1,6 triliun. 

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengklaim Mandiri e-Money juga dapat digunakan di 175.000 merchant yang bekerjasama dengan Bank Mandiri.

Ia menuturkan uang elektronik berbasis kartu ini bisa digunakan sebagai alat pembayaran beragam sarana transportasi, seperti Kereta Rel Listrik (KRL), Mass Rapid Transit (MRT), TransJakarta, pembayaran tol dan parkir elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×