Reporter: Harris Hadinata, Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Bayang-bayang perlambatan pertumbuhan kredit menghantui perbankan Tanah Air hingga penghujung tahun 2014. Ini sejalan dengan ramalan buram Bank Indonesia (BI), yang menebak pertumbuhan kredit tahun ini antara 15%-17%, lebih rendah dibandingkan kredit perbankan tahun lalu yang masih tumbuh sekitar 21,2%.
Kendati pertumbuhan kredit melambat, perbankan tak kehilangan akal untuk meraih laba besar. Menggenjot performa bisnis menjadi jurus andalan. Pahala N. Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, menyatakan pihaknya menargetkan laba anak usaha tumbuh antara 20%-25% di tahun ini.
Tahun 2013, kontribusi laba anak usaha Bank Mandiri sebesar Rp 2 triliun dari total laba Rp 18,2 triliun. "Kami berharap, kontribusi laba anak usaha menyentuh angka Rp 2,4 sampai Rp 2,5 triliun," tutur Pahala. Strategi Bank Mandiri, memaksimalkan integrasi bisnis dengan anak usaha antara lain, memperbanyak layanan Bank Syariah Mandiri (BSM) di cabang bank induk. "Upaya ini untuk mengurangi biaya operasional anak usaha," ujar Pahala.
Sementara, Bank Tabungan Negara (BTN) menggandeng Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) siap membentuk anak usaha patungan di bidang asuransi jiwa. "Kami juga konsentrasi agar BTN Syariah terus tumbuh," ujar Maryono, Direktur Utama BTN. Laba BTN Syariah sebesar Rp 226,22 miliar, berkontribusi 14,48% dari total laba BTN yang mencapai Rp 1,56 triliun.
Jurus lain adalah menggenjot pendapatan komisi (fee based). Bank Mandiri membidik pertumbuhan fee based sebesar 31% . "Peningkatan fee based melalui bisnis transaksi ritel," terang Pahala.
Achmad Baiquni, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) menargetkan pertumbuhan fee based 20%-25% dari posisi Rp 4,86 triliun. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News