Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank dikabarkan mulai memperkecil porsi penyaluran kredit atau pendanaan melalui skema channeling dengan mitra perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending. Salah satu alasannya karena potensi risiko yang besar.
Namun, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2024, pendanaan dari perbankan masih berkontribusi sebesar Rp 33,09 triliun, atau sekitar 53,21% dari total outstanding pinjaman. Angka itu meningkat dibanding periode yang sama pada 2023, yakni kontribusi pendanaan perbankan mencapai 44,57% dari total penyaluran.
Mengenai hal itu, PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menyebut kabar mengenai kemungkinan pengurangan pendanaan dari perbankan kepada fintech lending memang menjadi perhatian bagi perusahaan.
Baca Juga: OJK Beri Izin Usaha kepada Lembaga Keuangan Mikro Petir Mandiri
"Meskipun demikian, sejauh ini pendanaan dari perbankan relatif signifikan bagi kami," kata CEO Samir Yonathan Gautama kepada Kontan, Selasa (28/5).
Yonathan meyakini bahwa dengan kinerja yang solid, kerja sama yang kuat dengan lembaga keuangan, serta komitmen perusahaan terhadap kepatuhan dan inovasi, Samir dapat mengatasi dampak potensial dari perubahan tersebut.
Ke depannya, Yonathan berencana untuk tetap menggali pendanaan dari berbagai sumber, termasuk bank dan lender institusional. Selain itu, dia bilang Samir juga akan memperluas jangkauan untuk mencari sumber pendanaan alternatif.
"Hal itu dilakukan untuk memitigasi risiko, serta meningkatkan fleksibilitas dalam pengelolaan modal," ungkapnya.
Sementara itu, Yonathan menyebut kontribusi pendanaan dari perbankan per Maret 2024 sebesar Rp 17 miliar. Dia mengatakan Samir baru memulai menjalin pendanaan dengan bank pada kuartal IV-2023.
Baca Juga: LPS Siapkan Pencadangan Pembayaran Klaim Simpanan Rp 1,2 Triliun pada 2024
Oleh karena itu, porsi pendanaan dari bank tentu mengalamai kenaikan pada kuartal I-2024. Hal itu juga disebabkan oleh upaya Samir dalam memperluas kerja sama dengan institusi keuangan, termasuk bank, untuk memperoleh sumber pendanaan yang lebih diversifikasi dan berkelanjutan.
Yonathan juga menyampaikan Samir telah menyalurkan pinjaman hingga April 2024 sebesar Rp 66 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News