Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah perlambatan pertumbuhan kredit melanda industri, perbankan tercatat mulai menurunkan bunga kreditnya. Ini juga menyusul langkah (Bank Indonesia (BI) yang sudah menurunkan bunga acuan dua kali dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
Mengutip laporan BI (23/4), suku bunga kredit baru cenderung menurun seiring upaya bank untuk menjaga daya saing dan menarik permintaan kredit. Meskipun rata-rata tertimbang suku bunga kredit rupiah terpantau stabil 9,20% pada Maret 2025, namun suku bunga kredit untuk fasilitas pembiayaan baru (suku bunga kredit baru) tercatat mengalami penurunan sebesar 40 basis poin (bps) secara bulanan menjadi 9,42%.
BI berpandangan bahwa kondisi ini menunjukkan upaya perbankan untuk menjaga daya saing di pasar kredit dan menawarkan suku bunga yang menarik kepada nasabah untuk menarik permintaan kredit.
“Dinamika ini mencerminkan dampak tunda dari transmisi penurunan suku bunga kebijakan (BI-Rate) pada Januari 2025 lalu,” tulis laporan tersebut.
Baca Juga: BSI Siap Luncurkan Muslim Consumption Index Pertama di Dunia
Penurunan suku bunga kredit terjadi pada seluruh kelompok bank, terutama Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) yang mengalami penurunan suku bunga kredit baru terbesar mencapai 61 bps ke level 7,95%. Adapun penurunan suku bunga kredit baru pada kelompok BPD, BUMN, dan BUSN berturut-turut sebesar 45 bps, 36 bps, dan 34 bps.
Dari sisi pendanaan, suku bunga DPK Rupiah relatif stabil yang mengindikasikan berkurangnya intensitas persaingan dalam penghimpunan dana. Suku bunga DPK hanya meningkat sebesar 2 bps secara bulanan, sebaliknya suku bunga deposito tercatat menurun sebesar 2 bps.
Perkembangan ini mengindikasikan efektivitas transmisi penurunan suku bunga kebijakan BI-Rate terhadap suku bunga dana dan suku bunga kredit. Prediksinya, prospek penurunan suku bunga dana dan suku bunga kredit diperkirakan berlanjut sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga global.
Sementara itu,Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) per Februari 2025 mengalami penurunan secara bulanan pada seluruh kelompok bank, kecuali KCBA. SBDK Februari 2025 tercatat sebesar 9,13%, atau menurun 10 (bps) dibandingkan bulan Januari 2025.
Penurunan SBDK secara bulanan ini merupakan pertama kalinya pasca perubahan dan penyesuaian komponen pembentuk SBDK pada Oktober 2024 dengan mengacu pada POJK 13/2024 tentang Transparansi dan Publikasi SBDK. Penurunan SBDK terbesar dialami kelompok BPD sebesar 39 bps, diikuti oleh kelompok BUSN dan BUMN masing-masing sebesar 8 bps dan 7 bps.
Baca Juga: Bank BCA (BBCA) Cetak Laba Rp 14,1 Triliun di Kuartal I 2025, Meningkat 9,8%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News