Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Paylater menjadi daya tarik besar dalam industri keuangan saat ini karena semakin banyak masyarakat yang tertarik menggunakannya. Bank-bank pun berlomba-lomba untuk meraih potensi bisnis yang menguntungkan ini.
Mereka masuk dalam persaingan dengan menawarkan suku bunga yang lebih bersaing dibandingkan layanan paylater yang dimiliki oleh perusahaan financial technology (fintech).
Saat ini, Bank CIMB Niaga dan Bank BTN tengah bersiap-siap untuk ikut serta dalam bisnis paylater ini, bersaing dengan bank-bank besar seperti Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA) yang telah lebih dulu merambah pasar ini.
Baca Juga: Dikepung Paylater, Bisnis Kartu Kredit Tahun 2023 Masih Moncer
Menurut Nixon Napitupulu, Direktur Utama BTN, bank-bank yang terlibat dalam layanan paylater saat ini mampu menawarkan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan fintech.
"Dari pandangan saya, bank bisa menawarkan suku bunga sekitar 12% per tahun," ujarnya kepada KONTAN.
Nixon menjelaskan bahwa layanan paylater BTN saat ini masih dalam tahap pengembangan dan diharapkan dapat mendapatkan izin peluncuran pada akhir Maret 2024. Target utama mereka adalah nasabah yang sudah menjadi bagian dari bank tersebut.
Alasan BTN memperkenalkan layanan paylater adalah untuk mencegah nasabah yang sudah ada terjebak dalam kredit macet pada perusahaan pinjaman online (pinjol). Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko kredit macet yang dapat terjadi jika nasabah terjebak dalam pinjol.
Baca Juga: BCA Berhasil Salurkan Rp 40,9 Triliun KPR Baru Sepanjang 2023
"Lebih baik mereka menggunakan paylater BTN yang risikonya memang lebih rendah," kata Nixon.
Noviady Wahyudi, Direktur Konsumer CIMB Niaga, juga mengungkapkan bahwa keunggulan paylater perbankan adalah suku bunga yang lebih rendah. Bank memandang paylater sebagai bagian dari solusi keuangan yang lebih komprehensif.
Meskipun Noviady belum mau menyebutkan suku bunga paylater yang ditawarkan oleh CIMB Niaga, ia menyatakan bahwa transaksi paylater di bank tersebut telah tumbuh 1,5 kali lipat tahun lalu.
"Paylater ini berkontribusi sekitar 10% dari total pinjaman pribadi, dan targetnya adalah pertumbuhan transaksi paylater menjadi 2 kali lipat pada tahun 2024," ujarnya.
Produk paylater dari bank terlihat menawarkan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan beberapa fintech. Sebagai contoh, BCA masih menawarkan suku bunga promo hingga 31 Maret 2024, dimulai dari 0% per bulan untuk cicilan satu dan tiga bulan, dan 1,25% untuk cicilan 6 dan 12 bulan.
Baca Juga: Kinerja Ciamik, BBCA Kantongi Laba Rp 48,6 Triliun Sepanjang Tahun Lalu
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, menyatakan bahwa minat nasabah dalam menggunakan paylater BCA sangat tinggi. Ia berharap transaksi paylater tahun ini dapat tumbuh lebih cepat, seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih positif.
Sementara itu, paylater Bank Mandiri menawarkan suku bunga mulai dari 0% untuk tenor 1 dan 3 bulan, dan mulai dari 1,5% flat per bulan untuk tenor lebih dari 3 bulan, ditambah biaya admin mulai dari 0,25% per transaksi.
Di sisi lain, beberapa fintech paylater menetapkan suku bunga pinjaman yang lebih tinggi. Misalnya, Spaylater milik Shopee menawarkan suku bunga 2,95%, sementara Kredivo menetapkan suku bunga sebesar 2,6% untuk cicilan dengan tenor di atas 3 bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News