Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merujuk Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disampaikan, terlihat adanya optimisme dari beberapa bankir di 2016. Hal ini salah satunya ditunjukkan dari perkiraan pertumbuhan kredit sebesar 13,98% dan DPK diperkirakan tumbuh 12,66%.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan selain itu, disampaikan berdasarkan RBB bank yang disampaikan kepada regulator, terlihat bahwa perkiraan pertumbuhan aset sebesar 12,56% dan pertumbuhan modal sebesar 13,01%.
Menurut Muliaman, OJK akan menjaga stabilitas sistem keuangan tetap kuat dan mampu menjadi mesin penggerak ekonomi nasional. “Salah satu pendorong, pertumbuhan kredit 2016 adalah penyaluran KUR sebesar Rp 120 triliun,” ujar Muliaman, akhir pekan lalu.
Selain itu, menurut Muliaman, yang menjadi pendorong pertumbuhan kredit 2016 adalah adanya penyaluran kredit infrastruktur beberapa bank yang melebihi tahun 2015. Seperti diketahui, pemerintah tahun ini, menganggarkan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN sebesar Rp 313,5 triliun atau naik 8% dari tahun 2015.
Muliaman enggan merinci berapa RBB bank terkait pertumbuhan kredit sektor infrastruktur pada 2016. Dengan target pertumbuhan kredit pada 2016 yang lebih tinggi dari 2015, Muliaman memproyeksi pertumbuhan laba bersih beberapa bank pada 2016 juga akan lebih tinggi dibanding 2015. Untuk kenaikan laba bersih ini Muliaman memperkirakan sebesar 10% sampai 15%.
Untuk NPL, Muliaman enggan merinci, namun secara umum untuk CKPN beberapa bank pada 2016 relatif flat atau hampir sama. Hal ini disebabkan karena menurut Muliaman pada 2016, walaupun diprediksi ekonomi akan membaik, namun secara tantangan pada tahun monyet api ini bukan juga merupakan tahun yang mudah.
Muliaman menjelaskan pada 2016, OJK akan fokus pada dua perhatian utama untuk menggairahkan kegiatan ekonomi produktif. Pertama, meningkatkan kemampuan UMKM, pengembangan ekonomi daerah, dan penguatan sektor ekonomi prioritas. Kedua, mendorong pemanfaatan sektor jasa keuangan untuk pembiayaan-pembiayaan yang memerlukan sumber dana jangka panjang dan mendorong korporasi menjadi lokomotif perekonomian nasional.
“Dengan penguatan kedua area di atas, kami yakin akan dapat memperbaiki struktur ekonomi nasional. Apalagi jika seluruh potensi sektor jasa keuangan dapat ikut diintegrasikan sehingga menghasilkan sinergi yang besar untuk mendukung upaya pencapaian pertumbuhan yang lebih ajeg dan langgeng ke depan,” kata Muliaman.
OJK akan mendirikan Pusat Pengembangan Keuangan Mikro dan Inklusi (OJK Proksi) yang akan menfasilitasi kegiatan penelitian, pengembangan kapasitas pelaku industri jasa keuangan dan memberikan masukan bagi arah pengembangan UMKM yang lebih terstruktur baik di pusat maupun di daerah.
OJK juga mendorong terlaksananya Program Percepatan Akses Keuangan Daerah yang dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, partisipatif dan inklusif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













