Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati kondisi ekonomi global masih belum menentu, sejumlah perbankan masih dapat mencatatkan pertumbuhan yang positif pada bisnis internasional di pertengahan tahun ini.
PT Bank Central Asia (BCA) misalnya yang terus mendorong optimalisasi pada jaringan bisnis internasionalnya di tahun ini, salah satunya pada bisnis remitansi. Per April 2023, BCA berhasil membukukan pertumbuhan positif pada bisnis remitansi melalui transaksi Local Currency Settlement yang dilayani BCA dengan peningkatan lebih dari 50% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Capaian tersebut disebut EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn sejalan dengan komitmen BCA untuk senantiasa memberikan layanan remitansi yang terbaik bagi kebutuhan nasabah.
"Respons yang baik dari nasabah dalam layanan remitansi BCA tercermin pula dari tingginya transaksi remitansi via KlikBCA Bisnis yang telah dilengkapi pula dengan fitur upload dokumen underlying untuk transaksi remittance nominal besar," ujar Hera kepada kontan.co.id, Senin (5/6).
Baca Juga: Terindikasi Adanya Kejahatan Perbankan, BTN: Kerugian Sedang Diselidiki
Dengan kondisi demikian, BCA berkomitmen untuk terus menjaga kerja sama dengan bank koresponden. Selain itu Hera mengaku, bahwa perseroan juga tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi bersama fintech maupun penyedia layanan remitansi non-bank untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi nasabah.
Asal tahu saja, pada bisnis international banking, BCA menyediakan layanan Trade BCA untuk mendukung bisnis atau transaksi ekspor-impor, serta Remittance BCA untuk melayani nasabah dalam pengiriman maupun penerimaan valas.
Pada pembiayaan perdagangan (trade finance) BCA juga tercatat tumbuh positif hingga April 2023. BCA menghadirkan sejumlah produk dan layanan trade finance, berupa letter of credit dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN). BCA juga melayani documentary collection dan bank guarantee guna menunjang kebutuhan bisnis nasabah.
BCA saat ini sudah melayani transaksi perdagangan internasional melalui mata uang lokal (local currency settlement/LCS) dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok.
"Kami memastikan nasabah yang memiliki usaha di negara-negara tersebut dapat memanfaatkan layanan LCS kami," ungkap Hera.
Guna menunjang transaksi, BCA berkomitmen terus meningkatkan kualitas layanan nasabah trade finance melalui berbagai inovasi teknologi untuk mengurangi sejumlah proses administrasi yang masih dilakukan secara manual.
Seiring neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus hingga April 2023, pihaknya pun cukup optimis tren trade finance akan tetap tumbuh pada tahun ini.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) juga meyakini, peluang perseroan dalam mengoptimalkan kinerja jaringan kantor cabang luar negeri (KCLN) masih terbuka lebar.
Saat ini BNI memiliki 8 jaringan kantor di luar negeri yaitu Singapura, Hongkong, Tokyo, Osaka, Seoul, London, New York dan Amsterdam serta lebih dari 1.300 bank koresponden yang tersebar di seluruh dunia dalam mendukung bisnis internasional.
Adapun portofolio aset produktif BNI dari jaringan kantor di luar negeri tersebut mencakup atas loan, sekuritas serta aset lainnya seperti trade finance. Untuk portofolio aset berupa loan disalurkan melalui pemberian Kredit kepada perusahaan Indonesia yang related di luar negeri, kredit sindikasi, diaspora loan dan offshore loan.
Baca Juga: Tren Masih Positif, BCA Catat Kenaikan Aset Kustodian 26% pada Mei 2023
Direktur Wholesale & International Banking BNI Silvano Rumantir menjelaskan, bahwa perseroan berencana mengejar sejumlah target dalam segmen ini. Di antaranya dengan mengakuisisi grup usaha debitur segmen top tier dengan total pipeline mencapai US$ 825 juta.
"Tentunya kami optimistis dengan target yang kami tetapkan untuk mengoptimalkan segmen international banking kami. Karena bisnis internasional perbankan masih memiliki prospek yang sangat baik meliputi optimalisasi potensi bisnis pada pasar berkembang, perdagangan internasional, investasi, manajemen kekayaan hingga teknologi yang terus berkembang," katanya.
BNI juga akan mengakuisisi debitur, baik dari sisi supplier maupun buyer, perusahaan top tier BNI. Adapun pihaknya menargetkan ini pipeline penyaluran untuk segmen ini sekitar US$ 19 juta.
Di sisi lain, BNI juga telah memiliki program untuk mengakuisisi segmen non-Indonesia related. Khususnya untuk kebutuhan pembiayaan trade facility, term loan, dan investment. BNI akan fokus pada perusahaan top 10 industry dan listed company dengan investment grade dan revenue stabil pada segmen ini. Segmen ini di targetkan dapat melakukan disbursement sekitar US$ 128,9 juta.
"Kami juga memiliki target untuk berpartisipasi dalam kredit sindikasi top tier nasabah dengan total pipeline US$ 826,26 juta," tambahnya.
Lebih lanjut Silvano menjelaskan, perseroan juga melakukan pembiayaan dengan skema supply chain financing, dengan memberikan pembiayaan pada supplier debitur top tier. BNI memperkirakan dapat mengambil porsi pembiayaan hingga US$ 30 juta.
"Pada segmen UMKM diaspora dan Indonesia related business, serta MoF, Kami menargetkan dapat mendorong pembiayaan hingga US$ 362,9 juta. Kami juga membuka peluang kerja sama dengan bisnis korporasi dan komersial kantor pusat yang dibukukan di kantor cabang luar negeri atau offshore loan," jelas Silvano.
Segmentasi pasar Diaspora memang merupakan salah satu fokus strategi BNI tahun ini dalam meningkatkan bisnis Internasional, terdapat lebih dari 6 juta Diaspora Indonesia di luar negeri. Produk BNI Xpora dihadirkan untuk mendukung bisnis UMKM berorientasi ekspor melalui pola business matching, yaitu mempertemukan para UMKM berorientasi Ekspor yang ada di Indonesia dengan para pembeli produk UMKM Diaspora Indonesia di luar negeri.
Selain itu, BNI juga menghadirkan digitalisasi produk-produk terkait dengan diaspora seperti Diaspora Invest, Diaspora Lending, Diaspora Saving dan produk Cash Management di seluruh Kantor Cabang Luar Negeri BNI.
BNI juga memiliki International Desk untuk mempermudah investor di luar negeri dalam berinvestasi maupun bertransaksi secara global melalui BNI, saat ini sudah terdapat International Desk untuk 3 (tiga) negara yaitu Jepang, China dan Korea Selatan.
Retails and Corporate Indonesian Related juga menjadi fokus bisnis internasional BNI dalam memberikan solusi keuangan internasional yang terintegrasi, salah satunya melalui platform BNI Direct dan BNI Mobile Banking sebagai one stop financial solution yang komprehensif.
"Melalui beberapa fokus strategi tersebut, kami memproyeksikan bisnis internasional di BNI mampu tumbuh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," imbuh Silvano.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News