Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan melihat potensi penyaluran kredit pensiunan masih sangat besar. Itu tercermin dari realisasi yang telah dicatatkan sepanjang tahun ini yang tumbuh mekar. Oleh karena itu, segmen ini ditargetkan akan tumbuh agresif tahun depan.
PT Bank Mandiri Taspen (Mantap) misalnya masih sangat optimis dengan menargetkan pertumbuhan kredit 35% tahun 2020. Anak usaha dari Bank Mandiri ini masih akan tetap konsisten menjalankan bisnisnya dengan fokus bermain di segmen tersebut.
Baca Juga: Pemerintah menetapkan 37 bank ini sebagai penyalur dana FLPP
Hingga akhir tahun, Bank ini menargetkan penyaluran kredit bisa mencapai Rp 20,3 triliun. Itu meningkat cukup pesat dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai Rp 15,5 triliun.
Adapun per November, outstanding kredit bank ini mencapai Rp 19,9 triliun atau tumbuh 31% YoY. Saat ini komposisi pensiunan terhadap total kredit Bank Mantap berada di kisaran 93.4%. Ke depan komposisi pensiunan tersebut akan tetap konsisten dijaga di atas kisaran 90%.
"Kami masih sangat optimis untuk tetap tumbuh sustain karena potensi market pensiun dan ASN yang masih sangat besar dimana pensiunan mencapai 2,6 juta dan ASN aktif sebanyak 4,3 juta," kata SEVP Finance, Retail & Digital Banking Bank Mantap Fajar Ari Setiawan pada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Selain pemenuhan target akuisisi kredit yang bersumber dari BUP untuk ASN aktif maupun pensiunan, Bank Mantap juga telah mulai melakukan akuisisi untuk Dapen BUMN untuk mengejar target.
Baca Juga: Bank Mantap optimistis kredit pensiunan masih cerah
Bank Mantap juga menjalankan beberapa inisiatif untuk mendorong peningkatan produktifitas sales kredit diantaranya pengembangan sales tools untuk diatribusi dan monitoring pipe line.
Selain itu, juga mengembangkan strategi unorganic melalui chanelling dengan lembaga lain dan memperkuat sinergi dengan Bank Mandiri,serta mengembangkan layanan digital yang memudahkan pensiunan membuka rekening dan mengakses manfaat pensiunan.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) melihat prospek positif dari segmen pensiunan. Tahun depan, bank pelat merah ini optimis pembiayaan di segmen tersebut tumbuh dua digit.
"Market masih prospektif, karena masih tetap dibutuhkan calon pensiun/pensiunan untuk mempersiapkan masa pensiun dan kebutuhan masa pensiun," kata General Manager Divisi Manajemen Produk Konsumer Donny Bima.
Meskipun potensinya besar, namun Donny melihat penyaluran kredit di segmen ini juga memiliki tantangan yakni market yang semakin kompetitif dan sulitnya menghubungi pensiunan.
Untuk bisa bersaing dengan bank lain, BNI akan melakukan percepatan proses kredit, perluasan pasar, peningkatan/penyesuaian layanan sesuai dengan karakter pensiunan, maupun kerjasama unorganik.
Baca Juga: Targetkan tumbuh dobel digit, BFI butuh pendanaan hingga Rp 10 triliun di 2020
Hingga November 2019, realisasi penyaluran kredit pensiun BNI masih di bawah Rp 1 triliun dengan pertumbuhan sekitar 9%. Donny bilang, tren penyaluran segmen ini tumbuh positif meskipun belum memenuhi target perseroan.
Sedangkan PT Bank Woori Saudara Tbk menargetkan penyaluran kredit pensiunan tumbuh 12% tahun depan. Sementara sampai akhir tahun 2019 diproyeksi akan mencapai sekitar Rp 1 triliun atau tumbuh 11% secara year on year (YoY).
"Prospek kredit pensiunan ke depan masih berpeluang tumbuh seiring pertumbuhan pensiun PNS. Tantangan ke depannya adalah persaingan yang lebih ketat dari bank pesaing," kata Perwakilan manajemen sekaligus Tim Analis Bank Woori Rully Nova.
Baca Juga: FIF Group kejar pendaan senilai Rp 13 triliun di tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News