Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi dunia usaha semakin menunjukkan kelesuannya. Jangankan menggenjot pertumbuhan kredit, korporasi bahkan banyak yang belum menggunakan fasilitas kredit yang dimiliki.
Hal tersebut tercermin dalam catatan kredit menganggur atau undisbursed loan yang dimiliki beberapa bank. Di mana, nilai kredit menganggur yang mereka miliki justru tumbuh kencang.
Ambil contoh, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) yang mencatat kredit menganggur sekitar Rp 52 triliun per Mei 2025. Nilai tersebut naik dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 38,4 triliun.
Jika menilik historis di 2024, pertumbuhan kredit menganggur Maybank justru terus naik hingga akhir tahun. Di mana, pada Desember 2024, nilai kredit menganggurnya sekitar Rp 47,8 triliun.
Baca Juga: Penyaluran Kredit yang Masih Lesu, Begini Strategi Bank Danamon
Melihat tren tersebut, Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan bilang pada umumnya korporasi di tengah kondisi ekonomi saat ini cenderung lebih konservatif dalam menggunakan limit bank.
Dari sisi bank sendiri, ia mengungkapkan Maybank juga tetap selektif dalam memberikan kredit baru maupun penambahan limit kredit yang baru.
“Kehati-hatian harus tetap dipertahankan imbas cukup tingginya Geopolitik di dunia plus ketidakpastian dari penerapan tarif dari US,” ujar Steffano.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau sejatinya semakin banyak kredit menganggur di bank itu memiliki dampak negatif. Di mana, hal tersebut justru menggerus modal.
“Semakin banyak limit yang tidak terpakai tentunya semakin tidak efficient penggunaan banks capital,” tambahnya.
Pertumbuhan kredit menganggur juga dialami oleh PT Bank Mandiri Tbk. Bank berlogo pita emas ini memiliki kredit menganggur per Mei 2025 mencapai Rp 262,8 triliun atau naik 7,97% YoY.
Meski demikian, catatan tersebut sudah mulai turun jika dibandingkan dengan posisi akhir 2024. Pada periode Desember 2024, kredit menganggur Bank Mandiri senilai Rp 267,3 triliun.
Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara bilang, salah satu alasan adanya undisbursed loan ini adalah belum sepenuhnya pencairan kredit dilakukan sesuai jadwal. Ini dampak dari adanya proyek atau kredit investasi yang masih dalam proses.
“Kami selalu menjaga keseimbangan antara pinjaman dan pencairan guna memastikan pengelolaan risiko yang baik,” ujar Ashidiq.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Modal Kerja Masih Lesu pada Mei 2025, Ini Respon BCA dan CIMB Niaga
Lebih lanjut, pihaknya menilai pencairan fasilitas kredit akan menunjukkan perbaikan di separuh kedua tahun ini. Salah satunya didukung percepatan belanja fiskal dan akselerasi program pemerintah pada periode tersebut.
Di sisi lain, ada juga bank yang mampu menekan kredit menganggur yang dimiliki. Salah satunya PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang mencatat kredit menganggur senilai Rp 109,3 triliun per Mei 2025. Nilai tersebut turun tipis dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 109,9 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengakui pihaknya sebisa mungkin untuk menjaga agar kredit menganggur tidak terlalu melonjak. Alasannya, bank juga perlu untuk menghemat modalnya.
“Undisbursed committed loan mengambil i,” ujarnya.
Adapun, salah satu upaya yang dilakukan adalah bersikap selektif dalam memberikan fasilitas kredit. Di mana, dunia usaha secara umum masih bersikap wait and see.
“Korporasi lebih hati-hati untuk membuat investasi atau ekspansi baru,” tandasnya.
Selanjutnya: Agen BRILink Bukukan 443 Juta Transaksi Per Mei 2025
Menarik Dibaca: Dibimbing.id Rancang Pelatihan Hospitality Berbasis Asesmen Kebutuhan Perusahaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News