Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
"Respons yang baik dari nasabah dalam layanan remitansi BCA tercermin dari tingginya transaksi remitansi via KlikBCA Bisnis yang telah dilengkapi pula dengan fitur upload dokumen underlying untuk transaksi remitansi nominal besar," ujar Hera.
Hera menjelaskan, pertumbuhan transaksi perdagangan internasional melalui mata uang lokal (local currency settlement/LCS) dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok juga terus bertumbuh. Per Juni 2023, transaksi LCS yang dilayani BCA meningkat lebih dari 51% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dengan kondisi demikian, BCA berkomitmen untuk terus menjaga kerja sama dengan bank koresponden. Selain itu, kami juga tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi bersama fintech maupun penyedia layanan remitansi non-bank untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi nasabah.
Baca Juga: Transaksi remitansi Bank Mandiri di kuartal I 2021 masih melambat
Adapun pertumbuhan transaksi remitansi turut berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan selain bunga BCA. Secara keseluruhan, pendapatan selain bunga BCA tumbuh 9,4% YoY menjadi Rp 12,2 triliun di semester I-2023, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4% YoY mencapai Rp 8,6 triliun.
"Kami akan terus memastikan layanan remitansi BCA sebagai layanan yang andal dan terus memberi manfaat bagi nasabah, sehingga jumlah transaksi remitansi diharapkan akan terus bertumbuh hingga akhir tahun ini," tandasnya.
Sementara itu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau Bank BRI melihat potensi bisnis dari transaksi remitansi masih tetap tumbuh positif di tengah pemulihan ekonomi global. BRI bahkan memasang target pertumbuhan bisnis remitansinya di angka dua digit pada tahun 2023.
Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI menyebut, pertumbuhan pendapatan bisnis remitansi BRI tumbuh 75% hingga saat ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sumber transaksi terbesar untuk segmen remitansi BRI berasal dari negara-negara yang memiliki Indonesia business related yang kuat seperti USA, beberapa negara di Eropa seperti Jerman dan Belanda serta Negara Jepang dan China.
Baca Juga: Dorong bisnis remitansi, perbankan gandeng fintech
Transaksi remitansi BRI pun turut memberikan dampak positif terhadap pencapaian fee-based income perseroan. Dimana fee-based income konsolidasian BRI tercatat tumbuh 9,14% yoy menjadi senilai Rp 10,22 triliun.
Untuk terus mendorong segmen bisnis remitansinya, BRI sudah memasang strategi utama dengan melakukan kerja sama menggandeng para mitra dan pemain global. Strategi lain yang juga dilakukan adalah dengan memperkuat kapasitas teknologi dan melakukan peningkatan terkait dengan produk dan layanan BRI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News