kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbesar ritel, agar klaim tak melambung


Senin, 11 Februari 2013 / 10:47 WIB
Perbesar ritel, agar klaim tak melambung
ILUSTRASI. Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko long covid, misalnya usia lebih dari 40 tahun. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.


Reporter: Mona Tobing, Feri Kristianto |

JAKARTA. Beberapa perusahaan asuransi umum berencana memperbesar pangsa pasar mereka di sektor ritel. Ini demi meningkatkan pendapatan premi, sekaligus menekan klaim, sehingga potensi keuntungan perusahaan semakin besar. Wajar saja, beberapa perusahaan harus menanggung beban klaim yang lebih besar dari nasabah korporasi.

Salah satu perusahaan yang mencatatkan lonjakan klaim yang sangat besar adalah PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), mencapai Rp 3,5 triliun pada tahun 2012. Jumlah itu melonjak 100% dibandingkan setahun sebelumnya. Lonjakan klaim juga melebihi perhitungan manajemen yang telah ditetapkan dalam rencana anggaran kerja (RKAP) senilai Rp 1,8 triliun.

Penyebab lonjakan itu karena Jasindo membayar klaim asuransi satelit dari PT Telkom yang gagal mengorbit. Selain itu, klaim asuransi minyak, gas dan perkapalan juga meningkat drastis. "Tahun lalu, sektor korporat memang menyulitkan," ujar Budi Tjahjono, Direktur Utama Jasindo, akhir pekan lalu.

Tidak mau jatuh ke lubang yang sama, manajemen Jasindo akan menggenjot bisnis di sektor ritel dengan mengandalkan asuransi properti dan kendaraan bermotor. Memang, tarif premi produk ritel lebih murah dari korporasi.

Namun, nilai klaim dan risiko segmen ritel jauh lebih kecil dibandingkan pasar korporasi. "Apalagi kebutuhan masyarakat atas kendaraan dan properti masih besar," ujar Solihah, Direktur Keuangan Jasindo. Artinya, pasar sangat luas dan potensinya besar.

Tahun lalu, Jasindo mengumpulkan premi sekitar Rp 3,9 triliun, tumbuh 5%-10% daripada tahun 2011. Kontribusi ritel hanya 27%, sisanya korporasi. Manajemen menargetkan, kontribusi segmen ritel pada tahun ini mencapai 30%.

Tumbuh 20%

PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) juga menempuh strategi serupa dengan memperbesar porsi ritel melalui asuransi kendaraan dan properti. Ia mengandalkan produk Kirana Aswata dan Kencana Aswata. Eddy Chandra, Direktur Keuangan Aswata, berujar, strategi itu demi memperbesar porsi ritel yang baru mencapai 20%.

Aswata belum memublikasikan laporan keuangan akhir tahun 2012. Per akhir kuartal III 2012, total klaim bruto Rp 511,9 miliar, tumbuh 30% (year on year), sedangkan premi hanya naik 26% menjadi Rp 1,17 triliun. Tahun ini, manajemen menargetkan pertumbuhan premi 20% dan porsi ritel lebih dari 20%.

Asuransi Tugu Pratama Indonesia (TPI) yang selama ini terkenal sebagai penyasar sektor korporasi dengan produk asuransi minyak dan gas (migas) mulai merambah sektor lain. Mereka lebih fokus memasarkan asuransi perkapalan. "Produk ini sumber bisnis alternatif dari sektor non-migas dalam jangka panjang," jelas Choky L Tobing, Direktur Teknis dan Pjs Presiden Direktur TPI.

Tahun lalu, jumlah premi TPI Rp 1,54 triliun, menurun 8,81% dari tahun 2011. Klaim tumbuh 42,89% menjadi Rp 119,9 miliar dan laba naik 26,51% menjadi Rp 173,89 miliar. Kenaikan laba karena tertolong kinerja portofolio investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×