kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perkuat modal, sejumlah bank bersiap rights issue di semester II 2019


Selasa, 28 Mei 2019 / 20:36 WIB
Perkuat modal, sejumlah bank bersiap rights issue di semester II 2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menambah modal untuk ekspansi, sejumlah bank berencana untuk menerbitkan saham baru atau rights issue melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Salah satunya antara lain PT Bank Mayapada Indonesia Tbk yang bakal melangsungkan rights issue pada akhir kuartal III tahun ini.

Direktur Kepatuhan Bank Mayapada Rudi Mulyono menjelaskan aksi korporasi tersebut bertujuan untuk penguatan struktur permodalan dalam rangka ekspansi usaha melalui penyaluran kredit alias fungsi intermediasi bank.

Adapun, berdasarkan rencana bisnis bank (RBB) yang telah disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhir tahun 2018. Bank Mayapada berniat menambah modal melalui mekanisme rights issue sebesar Rp 2 triliun. Selain rights issue, bank bersandi bursa MAYA ini juga berencana menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) senilai Rp 1 triliun.

"Jika realisasinya sesuai dengan target, maka CAR (capital adequacy ratio) setelah itu tidak kurang dari 20%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (28/5). Rasio permodalan perseroan tersebut akan meningkat dari posisi saat ini sebesar 15%.

Bank Mayapada memang harus memperkuat permodalan agar bisa menjalankan ekspansi bisnis. Apalagi, CAR juga kian tergerus dalam rangka penerapan PSAK 71 awal tahun depan.

Sebelumnya, Rudi juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2018 pihaknya sudah mempersiapkan pencadangan sebesar Rp 750 miliar.

Selain Bank Mayapada, PT Bank MNC Internasional Tbk (Bank MNC) pun juga berniat melakukan aksi serupa. Presiden Direktur Bank MNC Mahdan menyebut pihaknya mengincar dana sebesar Rp 200 miliar lewat rights issue. Nantinya, dana tersebut akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan ekspansi kredit perseroan.

"Tahun ini kami ingin target kredit 12% secara total. Sementara laba tidak terlalu besar hanya Rp 36 miliar di 2019," terangnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/5).

Lebih lanjut, Ia menjelaskan nantinya rights issue tersebut akan menggunakan laporan keuangan kuartal II 2019 atau bulan Juni 2019 yang telah diaudit. Artinya, rights issue baru dapat dilangsungkan pada kuartal IV 2019 mendatang.

"Kami perlu audit laporan keuangan Juni. Dari situ kami akan ajukan ke OJK dan bursa efek Indonesia (BEI)," tuturnya. Menurut keterangan Mahdan, saat ini pihaknya masih melakukan pengkajian terkait siapa yang bakal menjadi pembeli siaga (standby buyer).

Selain untuk memenuhi kebutuhan ekspansi kredit, dana hasil rights issue juga bakal dipakai untuk investasi teknologi informasi (TI) perseroan.

Sementara dari sisi likuiditas, bank milik taipan ini mengaku masih kelebihan likuiditas. Hal ini tercermin dari rasio loan to funding ratio (LFR) yang masih di level 85%. Jauh di bawah batas atas regulator sebesar 92%-94%.

Selain kedua bank tersebut, ada pula bank lain yang berniat melakukan rights issue. Salah satunya PT Bank Harda International Tbk (BBHI) untuk memperkuat permodalan. Pasalnya, tahun lalu bank ini hanya berhasil merealisasikan rights issue Rp 33 miliar dari target Rp 100 miliar.

Bank Harda akan terus mencari pendanaan untuk memperbesar ruang mereka melakukan pengembangan bisnis. Namun, merujuk pemberitaan Kontan.co.id (3/3) lalu perusahaan belum bisa memastikan apakah penguatan modal tersebut akan dilakukan lewat rights issue. "Untuk rights issue kami belum dapat update dari pemegang saham pengendali (PSP)," kata Yohanes Simon, Direktur Bank Harda.

Yohanes menambahkan, saat ini pemegang saham pengendali Bank Harda sebetulnya sedang melakukan penjajakan dengan beberapa investor strategis untuk masuk melakukan penguatan modal. Posisi CAR BBHI saat ini berada di kisaran 17%. Sampai berita ini naik, pihak manajemen belum menjelaskan secara terperinci jumlah dana yang diincar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×