Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan barang-barang elektronik terus mengalami kebangkitan. Hal ini dinilai akibat kebiasaan orang yang semakin sering berada di rumah saat pandemi covid-19.
Berdasarkan data OJK, pembiayaan barang elektronik pada bulan Februari 2021 mencapai Rp 3,4 triliun. Meskipun turun 42,3% yoy, angka pembiayaan barang elektronik perlahan bangkit sejak turun dalam pada Oktober 2020.
Per Oktober 2020, pembiayaan barang elektronik turun paling dalam selama tahun 2020 senilai Rp 2,8 triliun. Itu berarti, data pembiayaan barang elektronik sudah naik hingga 21,4% sejak Oktober 2020.
Baca Juga: Dorong transformasi digital, BFI Finance luncurkan BFI Connect
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memperkirakan pertumbuhan tersebut dikarenakan kebiasaan orang di rumah saja saat pandemi. Selain itu, ia juga melihat adanya produk-produk gadget terbaru di akhir tahun juga menyebabkan kebangkitan tersebut.
“Mungkin karena ada produk handphone terbaru menyebabkan orang-orang ingin mengganti handphone lamanya,” ungkap Suwandi kepada Kontan.co.id
Meskipun bangkit, Suwandi menilai hal ini tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap perusahaan pembiayaan yang sedang lesu. Menurutnya, nilai pembiayaan barang elektronik masih kecil untuk memberikan dampak pada industri pembiayaan.
“Sampai saat ini kan pembiayaan paling besar itu masih berasal dari pembiayaan kendaraan bermotor dan saat ini daya belinya masih belum kembali seperti masa sebelum adanya pandemi,” jelas Suwandi.
Pertumbuhan pembiayaan barang elektronik ternyata tidak dialami oleh salah satu pemainnya, FIF Spektra. Anak perusahaan FIF Group ini justru mengaku bahwa bisnis pembiayaan elektronik malah turun. “Pembiayaan elektronik portofolionya saat ini di bawah 10% dan secara bisnis menciut karena pasarnya mengecil untuk elektronik dan juga lebih memilih konsumen untuk menjaga risiko,” ujar Presiden Direktur FIF Spektra Ardian Prasetya.
Baca Juga: Daya beli masyarakat belum pulih, kinerja pembiayaan multifinance masih turun
Ardian juga bilang proyeksi pembiayaan tahun ini tidak ada banyak perubahan dibanding tahun lalu. Ia melihat belum meredanya pandemi hingga saat ini sebagai alasan. “Tetapi kemungkinan bisa berubah jika ada perubahan dari kondisi masyarakat terhadap pandemi Covid di kuartal-kuartal ke depan,” tambah Ardian.
Pada tahun ini, pihaknya menargetkan pembiayaan untuk elektronik dan furniture bisa mencapai Rp 2 triliun. Untuk pembiayaan elektronik diharapkan bisa mencapai 25% dari target tersebut.
Selanjutnya: CIMB Niaga Auto Finance fokus lakukan transformasi digitalisasi pembiayaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News