kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Permintaan Jasa Gadai Diprediksi Naik Jelang Lebaran, NPL Ikut Melonjak?


Rabu, 12 Maret 2025 / 20:03 WIB
Permintaan Jasa Gadai Diprediksi Naik Jelang Lebaran, NPL Ikut Melonjak?
ILUSTRASI. Layanan gadai swasta, PT Budi Gadai Indonesia di Sumatera Utara. Ramadan dan Lebaran kerap kali menjadi momen naiknya kebutuhan dana masyarakat. Hal ini berdampak pada lonjakan permintaan jasa gadai.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramadan dan Lebaran kerap kali menjadi momen naiknya  kebutuhan dana masyarakat. Hal ini berdampak pada lonjakan permintaan jasa gadai, sehingga tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gadai diprediksi melonjak.

Menanggapi hal ini, perusahaan pegadaian swasta PT Budi Gadai Indonesia asal Sumatera Utara (Sumut) menyampaikan bahwa ketika permintaan gadai melonjak saat momentum jelang Lebaran,  NPL di Budi Gadai tidak menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Hal ini karena perusahaan memiliki jaminan barang yang dapat dijual jika nasabah kesulitan membayar, sehingga risiko NPL tetap terkendali.

Direktur PT Budi Gadai Indonesia Budiarto Sembiring mengatakan perkembangan NPL di Budi Gadai saat ini tetap dalam kondisi aman dan terkendali. Meskipun ada beberapa nasabah yang kesulitan membayar, perusahaan dapat segera menjual barang gadaian untuk menutupi pinjaman.

"Dengan cara ini, NPL di Budi Gadai tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dan tidak berpengaruh besar terhadap perusahaan ketika permintaan gadai sedang melonjak," kata Budi kepada Kontan, Rabu (!2/3).

Baca Juga: OJK Beri Izin Usaha, PT Autopedia Gadai Jabar Harus Segera Beroperasi

Lebih lanjut, Budi menyebutkan untuk rasio NPL Budi Gadai hingga Februari 2025, tercatat sekitar 13,04%, yang menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada Februari 2024, yang mencapai 10,05%.

"Sedangkan untuk besaran tingkat kredit macet atau NPL di Budi Gadai nominalnya itu mencapai Rp 5,2 miliar hingga Februari 2025. Angka ini naik dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,6 miliar," Ungkapnya.

Meski begitu, dia menuturkan bahwa Budi Gada terus memantau dan mengelola risiko ini dengan baik untuk memastikan bahwa NPL tetap dalam kondisi aman dan terkendali di sepanjang tahun 2025.

Untuk itu, Budi Gadai melakukan sejumlah upaya agar rasio NPL tetap terjaga termasuk dalam menghadapi potensi kenaikan permintaan jasa gadai saat Ramadan dan Lebaran, diantaranya yakni, dengan memastikan proses gadai berjalan cepat dan efisien. Selain itu, perusahaan juga meningkatkan kapasitas layanan dan memperkuat komunikasi dengan nasabah agar pembiayaan tetap lancar.

"Kendati demikian, kami tidak fokus pada pengelolaan rasio pembiayaan macet karena barang jaminan yang digadaikan dapat dijual jika nasabah mengalami kesulitan pembayaran," ujarnya.

Adapun pada saat Ramadan dan menjelang Lebaran, permintaan gadai biasanya meningkat sekitar 5%-10%.Budi bilang, pada momentum ini barang yang paling sering digadaikan adalah elektronik, seperti handphone dan laptop.

Budi menyebutkan, pada tahun 2025, Budi Gadai menargetkan transaksi gadai bisa mencapai Rp 240 miliar. Angka ini tumbuh 12% secara tahunan atau year on year (YoY).

Selaras dengan hal ini, Manajer Eksekutif Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI), Guladi mengatakan bahwa meskipun permintaan jasa gadai melonjak jelang Lebaran, namun NPL di industri gadai tidak akan mengalami kenaikan atau masih dalam kondisi aman.

Hal ini disebabkan oleh mekanisme lelang barang jaminan yang memungkinkan perusahaan gadai tetap mendapatkan kembali dana pinjaman meskipun nasabah tidak melunasi pinjamannya.

“Pinjaman yang tidak dilunasi saat jatuh tempo,  maka  barang jaminan bisa dijual atau dilelang. Dan barang jaminan yang dijual tetap laku meski daya beli masyarakat turun, kuncinya saat menaksir tetap memperbaharui harga pasar barang jaminan,” ujar Guladi pada Kontan, Rabu (13/3).

Menurut dia, prinsip utama dalam industri gadai adalah memastikan taksiran barang jaminan selalu sesuai dengan harga pasar. Dengan demikian, risiko NPL dapat diminimalkan.

Lebih jauh lagi, Guladi menuturkan bahwa saat ini outlet perusahaan gadai sudah tersebar luas, sehingga kenaikan jumlah transaksi diproyeksi tidak akan terlalu signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia memperkirakan peningkatan pinjaman gadai jelang Lebaran hanya sekitar 5%.

“Karena sekarang dimana-mana ada outlet perusahaan gadai, kenaikan pinjaman gadai tidak terlalu besar perkiraan saya sekitar 5%.  Barang jaminannya emas dan elektronik,” ungkapnya.

Dengan permintaan gadai yang tetap tinggi, Guladi bilang, perusahaan gadai terus berupaya menjaga stabilitas operasional dengan memastikan harga taksiran yang akurat dan mengikuti pergerakan pasar.

"Langkah ini menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan masyarakat serta menjaga kestabilan bisnis gadai di tengah dinamika ekonomi yang ada," tandasnya. 

Baca Juga: Lonjakan Gadai Jelang Lebaran, Perusahaan Tak Khawatir Kenaikan NPL

Selanjutnya: Ninja Xpress Bagikan Tips Jalankan Bisnis Franchise di Indonesia

Menarik Dibaca: Ninja Xpress Bagikan Tips Jalankan Bisnis Franchise di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×