kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan lesu, penyaluran kredit multiguna perbankan menciut


Kamis, 22 Agustus 2019 / 15:43 WIB
Permintaan lesu, penyaluran kredit multiguna perbankan menciut
ILUSTRASI. Simpanan masyarakat di Bank naik


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit konsumer per Juni 2019 terpantau melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat kredit konsumer hanya tumbuh 7,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.555,5 triliun. Persentase tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sempat terangkat naik 8,4% atau tahun sebelumnya yang tumbuh 10,6%.

Bila dirinci, perlambatan juga terjadi pada kredit multiguna perbankan yang tumbuh 9,9% yoy per Juni 2019 menjadi Rp 599,5 triliun. Padahal, pada bulan Juni 2018, kredit multiguna tercatat mengalami pertumbuhan relatif tinggi yakni 13,8% secara yoy.

Baca Juga: Sebentar lagi, SIM bisa dipakai sebagai uang elektronik

Sejumlah bank memang mencatat pertumbuhan perlambatan kredit multiguna. Tak lain disebabkan karena masih lesunya permintaan kredit oleh masyarakat untuk kredit multiguna.

Ambil contoh, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) misalnya yang mencatatkan kredit multiguna baru tumbuh 4,4% secara tahunan.

Asal tahu saja, kredit multiguna tercatat masih merupakan penyumbang terbesar Bank Jatim atau mewakili sekitar 55,13% total kredit Bank Jatim per Juni 2019.

Baca Juga: BI pangkas bunga acuan, rupiah kembali menguat

Kendati masih tumbuh pelan, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha masih meyakini kredit multiguna masih bisa tumbuh sesuai target tahun ini yakni 7,5% yoy.

Salah satu strategi menggapai target tersebut yaitu dengan menerapkan maintenance debitur eksisting serta memetakan debitur-debitur yang mendekati masa purna tugas. Sehingga perseroan dapat memfasilitasi dengan kredit pra pensiun.

"Menggunakan jasa sales agent yang mempunyai pengalaman dan rekam jejak untuk meningkatkan pemberian fasilitas kredit kepada pensiunan," terangnya kepada Kontan.co.id, Kamis (22/8).

Baca Juga: BI kembali pangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 5,5%

Sedikit berbeda dengan bank lain, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) justru mengaku sudah tidak lagi menyalurkan kredit multiguna. Alasannya, Direktur Konsumer BRI Handayani menyebut secara industri rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit multiguna cenderung mengalami peningkatan.

"BRI hanya konsentrasi untuk meningkatkan portofolio di KPR dan kredit kendaraan khususnya untuk pembeli pertama," ujarnya.

Memang, kredit konsumer BRI per Juni 2019 menurut Handayani belum tumbuh dua digit atau baru naik 8,7% yoy. Terdiri dari kredit kepegawaian, KPR, KKB dan kartu kredit.

Baca Juga: lndonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) bidik 50.000 pengunjung

"Khusus untuk KPR tumbuh 23,7%, KKB naik 35% dan kartu kredit bertumbuh 31%," imbuhnya. Meski tanpa kredit multiguna, BRI optimis kredit konsumer masih bisa didorong naik hingga dua digit sampai akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×