Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejak satu tahun terakhir, permintaan produk berbasis emas di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI melonjak signifikan.
Animo masyarakat tercermin dari pembiayaan cicil emas yang tumbuh 117,35% secara tahunan atau year on year (yoy) pada Juli.
Direktur Sales & Distribution Bank Syariah Indonesia, Anton Sukarna mengatakan, konsumsi emas per kapita Indonesia hanya 0,16gram/kapita.
Ini masih lebih rendah dibanding negara-negara lain di ASEAN seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Di sisi lain konsumsi emas di Indonesia mayoritas masih dalam bentuk perhiasan.
Baca Juga: BSI Geber Pembiayaan Cicil Emas dan Gadai Emas
Anton mengungkap bahwa konsumsi emas sebagai instrumen investasi mulai meningkat sejalan dengan meningkatnya edukasi.
"Kami melihat bahwa fokus bisnis kami di BSI sejalan dengan tren masyarakat yang mulai melirik investasi safe haven seperti emas. Harga emas ini telah menembus Rp 2 juta per gram," kata Anton dalam siaran pers, Jumat (5/9).
BSI menawarkan solusi bagi masyarakat dengan mendemokratisasi kepemilikan emas di mana dapat dimulai dengan 0,05 gram atau sekitar Rp100.000 melalui BYOND by BSI.
Hingga Mei 2025 pembiayaan BSI tumbuh 15% secara yoy. Pertumbuhan tertinggi di segmen Konsumer terutama pembiayaan berbasis emas yakni Cicil dan Gadai Emas yang tumbuh 68,68% yoy.
Baca Juga: BSI Pastikan Cadangan Emas Bullion Bank Memadai Saat Tren Investasi Emas Melonjak
Pembiayaan cicil emas sendiri tumbuh 175% yoy dan ini masuk sebagai pembiayaan yang aman karena memiliki performance bagus dan underlying asset yang solid berupa emas batang.
Setelah fokus pada produk berbasis emas, BSI membuka layanan bulion bank yang peresmiannya dilakukan oleh Presiden Prabowo pada Februari 2025.