Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ketatnya persaingan dalam menjaring dana pihak ketiga (DPK) juga dialami oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Di akhir tahun lalu, BNI hanya mampu menaikkan DPK 7,5% menjadi Rp 313,9 triliun dibanding tahun 2013.
Gatot Murdiantoro Suwondo Direktur Utama BNI mengatakan, rendahnya pertumbuhan DPK tersebut dikarenakan pada tahun lalu BNI memilih untuk tidak ikut-ikutan jor-joran dalam memberikan bunga deposito tinggi. "Kami memilih untuk lebih fokus menggenjot pertumbuhan dana murah giro dan tabungan atau current account saving account (CASA)," kata Gatot dalam konferensi pers Kinerja Keuangan BNI tahun 2014 di Jakarta, Kamis (29/1).
Hal itu bisa dilihat dari masih mendominasinya porsi CASA terhadap total DPK. Dimana porsinya mencapai 65%.
Peningkatan CASA ini, kata Gatot, tak lepas dari upaya BNI untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Termasuk menambah outlet dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Pada 2014, BNI telah menambah 2.908 mesin ATM, termasuk 6 ATM di cabang luar negeri. Sehingga kini jumlah ATM BNI secara keseluruhan sebanyak 14.071 ATM. "Di dalam negeri, BNI juga menambah 73 outlet menjadi 1.760 outlet," pungkas Gatot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News