kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Pertumbuhan harga properti residensial melambat


Kamis, 14 Mei 2015 / 16:38 WIB
Pertumbuhan harga properti residensial melambat
Katalog Promo JSM Superindo Terbaru 1-3 Desember 2023, Diskon 50% dan Minyak Goreng Harga Spesial.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan Bank Indonesia sepanjang triwulan I-2015 mengindikasikan adanya perlambatan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-2015 yang tumbuh sebesar 1,44% secara kuartalan (qtq) atau tumbuh 6,27% secara tahunan (yoy).

Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,54% secara kuartalan (qtq) atau 6,29% secara tahunan (yoy). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara menuturkan, perlambatan pertumbuhan harga terjadi pada semua tipe rumah, kecuali rumah tipe kecil.

Rumah tipe kecil justru mengalami kenaikan harga lebih tinggi mencapai 1,98% secara kuartalan (qtq) dari kenaikan 1,43% secara kuartalan (qtq) pada triwulan sebelumnya. "Tekanan kenaikan harga yang melambat diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan II-2015," kata Tirta melalui siaran tertulis yang diterima KONTAN pada Kamis (14/5).

Lebih lanjut Tirta menuturkan, perlambatan kinerja properti juga tercermin dari melambatnya pertumbuhan penjualan properti residensial pada triwulan I-2015 menjadi 26,62% secara kuartalan (qtq), dari 40,07% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Perlambatan penjualan  terutama terjadi pada rumah tipe menengah.

"Perkembangan ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR)," jelas Tirta.

Tirta menjelaskan, hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial masih bersumber dari dana internal pengembang. Sebagian besar pengembang mencapai 61,82%, menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya.

Sementara itu, sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi oleh pembiayaan perbankan (KPR). Sebanyak 75,45% responden masih memanfaatkan KPR sebagai fasilitas pembiayaan dalam pembelian properti residensial, khususnya pada rumah tipe kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×