Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari
Di lain sisi, Bank Central Asia (BCA) masih mencatat pertumbuhan KPR sampai kuartal I 2023 sebesar 11,6% (YoY) menjadi Rp 109,58 miliar. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan KPR pada kuartal I-2022 yang tumbuh 9,8% (YoY) sebesar Rp 98,2 triliun.
Bank Mandiri juga mencatat pertumbuhan KPR di kuartal I 2023 tumbuh sebesar 8,7% (YoY) menjadi Rp 50,75 triliun. Angka ini masih terpantau tumbuh jika dibandingkan kuartal I 2022 yang mencapai Rp 46,7 triliun atau tumbuh 7,6% (yoy).
Di saat yang sama, Bank Syariah Indonesia (BSI) mengaku pembiayaan Griya di BSI, khususnya pembiayaan rumah, masih diminati oleh masyarakat.
“Produk Griya atau KPR kalau di bank lain, BSI itu bisa booking lebih dari Rp 1 triliun per bulan. Produk Griya atau KPR kalau di bank lain, BSI itu bisa booking lebih dari Rp 1 triliun per bulan. Jadi kalau Rp 1 triliun kali 12 (bulan) sama dengan Rp 12 triliun. Ini karena tadi kita mampu bersaing dengan yang dimiliki oleh bank-bank besar lain. Kita harus pede, kalau kita mau kita bisa,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi. Pertumbuhan pembiayaan KPR BSI per April mencapai Rp 49,5 triliun.
Senada, Bank Muamalat juga mencatat KPR sebagai salah satu bisnis andalannya masih bertumbuh 375% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara umum pembiayaan konsumer ditargetkan tumbuh hingga lebih dari 130% pada akhir 2023 dimana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News