Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Dua regulator perbankan sedikit berbeda pandangan terkait proyeksi pertumbuhan kredit sampai akhir tahun. Pengawas mikroprudensial perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi sampai akhir tahun kredit bisa tumbuh dua digit yaitu 11% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sedangkan Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas makroprudensial memproyeksi sampai akhir 2017 pertumbuhan kredit perbankan susah mencapai dua digit. Perbedaan ini tidak lain disebabkan karena pendekatan yang dilakukan dua regulator perbankan ini berbeda.
OJK memakai dasar rencana bisnis terakhir yang diserahkan perbankan. Sedangkan BI lebih memakai pendekatan makro ekonomi.
Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK mengakui, perbankan pada semester dua lebih realistis terkait pertumbuhan kredit. "Ada penyesuaian revisi rencana bisnis (pertumbuhan kredit) 11% pada 2017," ujar Wimboh ketika ditemui di kompleks DPR, Rabu (16/8).
Sebelumnya OJK memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan 2017 bisa mencapai 12%. Penyesuaian pertumbuhan kredit ini menurut Wimboh karena perbankan banyak melakukan hapus kredit sampai Juli 2017 lalu yaitu sebesar Rp 26 triliun.
Hapus kredit ini menyebabkan kredit tidak dicatatkan di neraca keuangan (off balance sheet). Sehingga pertumbuhan kredit sampai Juli terlihat melambat. Tapi, Wimboh memastikan pemberian kredit baru pada semester dua ini cukup tinggi sehingga bisa menutup kredit yang lama.
Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia mengatakan sampai Juli 2017 pertumbuhan kredit masih dikisaran 8% secara tahunan dan 2,6% secara year to date (ytd). "Melihat kondisi ekonomi agak sulit untuk mencapai pertubuhan kredit dua digit sampai akhir 2017," ujar Agus ketika ditemui di waktu yang sama, Rabu (16/8).
Meskipun pada tahun ini pertumbuhan kredit diproyeksi tidak bisa mencapai dua digit, pada 2018 nanti Agus memproyeksi pertumbuhan kredit bisa lebih baik dan bisa mencapai dua digit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News