kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan Penempatan Dana Bank di Surat Berharga Mulai Melandai


Selasa, 04 Oktober 2022 / 19:56 WIB
Pertumbuhan Penempatan Dana Bank di Surat Berharga Mulai Melandai
ILUSTRASI. Penempatan dana bank di SBN masih tetap meningkat secara tahunan, tetapi pertumbuhannya melambat.KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan  terus melanjutkan pertumbuhan dua digit hingga Agustus 2022, sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) semakin menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Sehingga likuiditas perbankan mulai berkurang walaupun masih dalam batas yang aman. 

Potensi pengetatan ke depan semakin besar sejalan dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Kendati begitu, penempatan dana bank di Surat Berharga Negara (SBN) masih tetap meningkat secara tahunan, tetapi dibanding akhir tahun lalu terbilang sudah cenderung stabil.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian keuangan, penempatan dana bank di SBN per 30 September 2022 mencapai Rp 1.602,6 triliun atau tumbuh 6,63% secara tahunan dan naik 0,7% sepanjang tahun atau secara year to date (Ytd).

Baca Juga: Nasabah Bank Pindahkan Duit ke Instrumen Investasi

Penyaluran kredit perbankan tercatat tumbuh 10,62% secara tahunan hingga Agustus 2022. Sedangkan DPK hanya tumbuh 7,7% secara tahunan, melambat dari bulan sebulumnya yang berhasil tumbuh 8,59% secara tahunan. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satu yang masih mencatatkan kenaikan penempatan dana di surat berharga. 

Namun, Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI baru memberikan data sampai Juni 2022 dimana kepemilikan perseroan pada surat berharga mencapai Rp 345,54 triliun atau naik 9,53% secara tahunan. 

"SBN merupakan salah satu portofolio untuk optimalisasi likuiditas perusahaan selain penyaluran kredit," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (4/10).

Tahun depan, penempatan dana di SBN juga masih akan tetap jadi salah satu alternatif penempatan aset produktif non kredit di BRI. Namun, Aestika bilang tren penempatan akan sangat memperhatikan pertumbuhan penyaluran kredit, simpanan dan kondisi pasar mengingat kondisi ekonomi global dan domestik yang masih menantang. 

Berdasarkan laporan bulanan, Kredit BRI secara bank only tercatat tumbuh 8,8% secara tahunan per Agustus menjadi Rp 1.004,2 triliun. Data ini tetantu belum memperhitungkan pertumbuhan kredit yang dikontribusikan anak-anak usahanya.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan penempatan dan pada surat berharga sebesar Rp 235,9 triliun per Agustus 2022. Jumlah ini masih naik dari akhir 2021 yang tercatat sebesar Rp 231 triliun. 

Hera F Haryn, EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA, mengatakan penempatan dana pada instrumen surat berharga yang dilakukan perseroan merupakan bagian dari strategi pengelolaan likuiditas perusahaan serta mendukung perekonomian nasional di tengah tantangan terkini. Selain itu, juga untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat. 

Per Agustus 2022, kredit BCA secara bank only tercatat tumbuh 12,77%. Penghimpunan DPK bank ini juga masih tumbuh dua digit sebesar 11,6%, tidak terlalu jomplang dari pertumbuhan kreditnya.

Baca Juga: Nasabah Alihkan Dana dari Bank ke SBN, LPS: Nanti Juga Kembali ke Bank

Adapun Bank BJB menyebutkan kondisi likuiditasnya masih sangat memadai untuk mendukung ekspansi walaupun DPK perseroan hanya tumbuh 5,5% hingga Agustus di saat kredit sudah melaju dua digit yakni 13,9% secara tahunan. 

Namun, penempatan dana perseroan di surat berharga tahun ini secara rata-rata sudah lebih rendah dari tahun lalu.  

"Ini sebetulnya karena kondisi market juga berbeda. Di akhir tahun 2021, kami melepas sebagian untuk merealisasikan profit dan melihat adanya potensi kenaikan yield di tahun 2022," kaat Yuddy Renaldi Direktur Utama Bank BJB. 

Sementara untuk tahun depan, lanjutnya, Bank BJB kemungkinan akan kembali mengakumulasi surat berharga di awal tahun dengan ekspektasi yield SBN lebih rendah di penghujung tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×