Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 banyak mengubah pola kehidupan masyarakat yang mulai beralih ke digital. Peluang ini dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan asuransi untuk semakin gencar memasuki ekosistem digital.
Salah satu perusahaan asuransi yang sudah bermain dalam ekosistem digital ialah PT Asuransi Simas Insurtech. Dengan menggandeng beberapa e-commerce, Simas Insurtech menawarkan produk asuransi seperti asuransi pengiriman barang, purchase protection, asuransi perjalanan, dan asuransi moveable all risk.
Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana mengatakan, penjualan produk asuransi melalui rekanan e-commerce memiliki kinerja yang bagus dengan kontribusi 50% dari total premi Simas Insurtech. Pada akhir tahun 2020, kontribusi dari penjualan melalui e-commerce sekitar Rp 374,5 miliar.
“Total premi per 31 Desember 2020 senilai Rp 749 miliar dan 50%-nya dari e-commerce,” kata Teguh kepada Kontan.co.id, Rabu (24/3).
Baca Juga: PasarPolis fokus menggarap bisnis insurtech di 3 negara ini
Dari beberapa produk asuransi Simas Insurtech yang ditawarkan melalui e-commerce, Teguh menyebutkan, produk purchase protection, moveable all risk dan asuransi perjalanan menjadi yang paling banyak diminati. Total premi yang diperoleh dari tiga produk itu mencapai Rp 100 miliar.
Hal yang berbeda terjadi pada PT Asuransi Astra Buana. Perusahaan asuransi ini masuk ekosistem digital dengan memiliki platform sendiri seperti gardaoto.com yang menawarkan asuransi kendaraan bermotor.
Senior Vice President Communication and Customer Service Management Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto menyebutkan, platform digital yang dimiliki belum terlalu signifikan dalam penjualan produk dari Asuransi Astra. Hanya saja, Iwan enggan menyebutkan perihal kontribusi dari platform digitalnya terhadap total pendapatan premi yang diperoleh.
Kata Iwan, pihaknya terus mengkaji perihal layanan yang dimiliki di platform digital. Ia melihat masyarakat belum terbiasa untuk membeli produk asuransi secara online. Menurutnya, produk asuransi merupakan sesuatu yang kompleks dan jangka panjang serta perlu ketemu dan dijelaskan langsung.
“Kami terus berupaya merespons kebutuhan masyarakat dengan menyediakan produk-produk asuransi yang mudah diakses melalui kanal online,” ujar Iwan ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/3).
Baca Juga: PasarPolis bantu 11% populasi Indonesia terinklusi asuransi
Sementara, PT Asuransi Jiwa Sequis Life menjual produk asuransi melalui platform digital miliknya, Super You. Sejak diluncurkan pada November 2019, terdapat 6.000 polis yang yang berhasil diterbitkan dari proses murni digital.
Head of Digital Channel Sequis Life Evan Tanotogono mengatakan, total premi yang berhasil dikumpulkan melalui platform Super You mencapai Rp 2,5 miliar. Hanya saja, perolehan premi dari kanal digital itu belum memberikan kontribusi yang besar terhadap total premi Sequis Life.
“Angka ini memang belum seberapa dalam memberikan kontribusi kepada total premi yang dikumpulkan Sequis. Namun, ini cukup menunjukkan potensi bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai menerima dan percaya ada konsep asuransi digital dengan proses daring (online) yang serba mandiri,” jelas Evan.
Sequis Life sedang menargetkan untuk melebarkan sayap ke produk asuransi kesehatan. Perlu diketahui, saat ini produk digital Sequis Life hanya berada di lini produk jiwa, penyakit kritis, dan kecelakaan.
Soal masuknya perusahaan asuransi ke ekosistem digital ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe mengatakan, penerapan teknologi dapat membuat lebih efektif dan efisien untuk bisnis asuransi. Hanya saja, ia menyayangkan implementasi digital ini belum dilakukan secara seragam oleh perusahaan-perusahaan asuransi.
“Implementasi digital ini tidak seragam di perusahaan asuransi. AAUI juga tidak mendapatkan data rinci terkait jalur distribusi digital ini. Hal ini karena ada yang dilakukan langsung oleh perusahaan melalui website maupun apps namun ada juga yang melalui kerja sama dengan pihak ketiga,” ujar Dody.
Ke depannya, AAUI akan mendorong agar ada regulasi yang komprehensif dan berwawasan future untuk mewujudkan ekosistem insurtech.
Selanjutnya: Simas Net catatkan pendapatan premi asuransi umum sebesar Rp 749 miliar tahun lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News