Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan reasuransi menyatakan akan ada beberapa tantangan yang harus diwaspadai pada tahun ini. Adapun tantangan tersebut bisa saja memengaruhi kinerja perusahaan.
Salah satunya PT Reasuransi Nasional Indonesia atau Nasre yang menyebut pada tahun ini akan ada beberapa tantangan atau kondisi yang berasal dari eksternal perusahaan sehingga menuntut penyesuaian strategi perusahaan.
"Adapun kondisinya, yaitu retrosesi yang masih cenderung hardening, kemudian beberapa regulasi terkait perusahaan seperti aturan terkait proses spin off unit syariah, ketentuan terkait ekuitas minimum perusahaan, serta ketentuan penerapan PSAK 117 untuk kontrak asuransi dan reasuransi," kata Juru Bicara Nasre Rudy Victor Sinaga kepada Kontan, Jumat (1/3).
Rudy mengatakan pada tahun ini, Nasre menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 4,5 triliun. Untuk mencapai target tersebut, dia bilang perusahaan akan berupaya memenuhi ketentuan regulasi, yaitu memastikan proses bisnis memenuhi prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan memprioritaskan bertumbuh lebih sehat dengan mengoptimalkan sumber daya perusahaan yang ada.
Baca Juga: Nasre Catatkan Pendapatan Premi Bruto Rp 5,58 Triliun Sepanjang 2023
Rudy juga menyampaikan Nasre berhasil memperoleh pendapatan premi bruto sebesar Rp 5,58 triliun sepanjang 2023 (unaudited). Adapun angka itu mengalami penurunan sebesar 30,4%, jika dibandingkan pencapaian 2022.
"Meskipun demikian, perolehan premi bruto 2023 tercatat 86,5% lebih tinggi dari yang ditargetkan perusahaan sebesar Rp 2,99 triliun," ungkapnya.
Menurut Rudy, penurunan perolehan premi bruto tersebut salah satunya karena Nasre fokus melakukan program perbaikan kondisi keuangan berupa restrukturisasi proses dan prinsip menjalankan bisnis.
Sementara itu, PT Reasuransi Maipark Indonesia juga tak memungkiri akan ada tantangan yang harus diwaspadai pada tahun ini. Direktur Maipark Heddy Pritasa menyampaikan salah satu yang perlu diwaspadai, yakni perkembangan industri dan kondisi pasar.
"Meskipun demikian, seluruh rencana telah terarah dan masih dalam koridor mid term plan," ujarnya kepada Kontan, Minggu (3/3).
Baca Juga: AAUI: Nilai Total Aset Industri Asuransi pada 2023 Mencapai Rp 1.843 Triliun
Heddy menambahkan target Maipark pada 2024 cukup menantang. Dia menyebut strategi sudah mengarah pada peningkatan value Maipark melalui penelitian dan pelayanan yang berfokus pada kebutuhan ceding company.
Selain itu, kebutuhan ceding company atas proteksi asuransi gempa bumi.
Heddy menyampaikan premi Maipark di Tahun Fiskal 2023 sebesar Rp 360 miliar. Dia menyebut angka itu tumbuh 7,79%, jika dibandingkan 2022.
"Kenaikan disebabkan pertumbuhan bisnis dari perusahaan asuransi umum," kata Heddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News