Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren koreksi saham perbankan sejak awal tahun belum usai. Rilis kinerja keuangan hingga keluarnya investor asing membuat saham-saham perbankan belum bertenaga.
Di dalam indeks KOMPAS100, 9 dari 11 emiten perbankan yang masuk indeks tersebut tercatat mengalami penurunan sejak awal tahun. Dua yang tercatat naik hanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).
BRIS naik cukup signifikan hingga 10,62% year to date (ytd) menjadi Rp 3.020 per saham. Sementara, NISP naik sedikit sekitar 0,38% ytd menjadi Rp 1.320 per saham.
Sementara itu, masih dalam indeks tersebut, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) justru mengalami koreksi 15,35% ytd menjadi Rp 965 per saham.
Selain itu, di kalangan bank big caps, penurunan signifikan juga tak terelakkan. Contohnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang sejak awal tahun sudah merosot hingga 9,65% ytd menjadi Rp 5.150 per saham.
Baca Juga: BBCA dan BREN Teratas, Intip Saham yang Banyak Dikoleksi Asing di Akhir Pekan
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus menjelaskan untuk melihat saham perbankan murah atau mahal, investor tentu akan melihat rasio Price to Book Value (PBV). Di mana, rasio itu memberikan gambaran yang lebih stabil dan akurat mengenai nilai saham perbankan.
“Secara umum, saham dengan nilai PBV di atas 1 dianggap mahal karena mencerminkan harga saham yang melebihi nilai buku perusahaan,” ujar Nico, Minggu (9/2).
Jika merujuk pada hal tersebut, emiten perbankan KOMPAS100 yang mahal adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Sebab, BBCA memiliki PBV sebesar 4,4x.
Hanya saja, Nico melihat meski BBCA memiliki PBV tinggi, kinerjanya baik. Alhasil, ia memproyeksikan potensi harga sahamnya masih mungkin mengalami kenaikan dan BBCA masih layak untuk diburu.
Selain itu, ia juga melihat PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga masih murah dan menarik. Walaupun saat ini saham BMRI sudah berada di harga Rp 5.000 tapi dia optimistis dengan target di Rp 6.000 per saham.
Nico bilang BMRI masih memiliki peluang untuk mengalami kenaikan. Sebab, ketika bicara valuasi, Nico menekankan bahwa itu tidak sekadar bicara hari ini tapi juga di masa yang akan datang.
“Selama secara valuasi masih mengalami kenaikkan, berarti masih menarik untuk di akumulasi bertahap,” ujar Nico.
Baca Juga: Saham BSI (BRIS) Capai Harga Tertinggi di Tahun 2025
Sementara itu, CEO Edvisor Praska Putrantyo mengungkapkan secara fundamental, kinerja perbankan memang melambat. Alhasil, ada koreksi harga saham yang sudah mengantisipasi perlambatan kinerja tersebut.
Ia pun berpandangan saat ini saham yang masih menarik dan murah untuk sektor perbankan adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Namun, menurutnya saham yang murah bisa saja menarik. Dengan catatan, investor tetap perlu mencermati prospek kinerja keuangan dari emiten bank tersebut, melalui prospek pertumbuhan kredit dan pendapatan, kemampuan menjaga NIM serta margin laba, bahkan juga mencermati konsistensi pembagian dividen.
Contohnya, BMRI dan BBRI, Praska menyebutkan dua bank ini memiliki recovery loan growth di jangka panjang serta market share kredit BMRI dan BBRI. Kekuatan tersebut dinilai akan menopang perbaikan kinerja keuangan emiten bank BUMN ini.
Meskipun, tantangan dari likuiditas ketat dan potensi peningkatan NPL masih membayangi sektor perbankan di tengah kebijakan bunga rendah.
“Menurut saya kalau yang mahal PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan BBCA dengan nilai PBV di atas rata-rata industri 2,43x,” ujar Praska.
Meski terbilang murah dan menarik, rasa-rasanya memburu saham bank saat ini juga perlu hati-hati. Sebab, langkah investor asing yang masih sering keluar dari saham-saham bank ini.
Head of Research RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya berpandangan jika aksi asing belum reda, maka akan susah bagi saham bank untuk rally. Meskipun, beberapa saham bank saat ini memiliki valuasi murah.
Menurutnya, saat ini bank dengan valuasi yang cukup murah adalah semua bank BUMN yang tergolong KBMI 4. Di antaranya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), BMRI dan BBCA.
Selanjutnya: Wamentan Beberkan Alasan Perombakan Perum Bulog
Menarik Dibaca: 10 Makanan yang Sehat bagi Penderita Diabetes agar Tubuh Tidak Lemas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News