kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pinjaman Fintech Lending ke Sektor Produktif Meningkat pada Awal Tahun


Selasa, 20 Februari 2024 / 18:12 WIB
Pinjaman Fintech Lending ke Sektor Produktif Meningkat pada Awal Tahun
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah fintech peer to peer (P2P) lending alias pinjaman online terus memacu penyaluran pinjaman atau pembiayaan ke sektor produktif. Terbukti di awal tahun ini penyaluran pinjaman ke sektor ini mengalami kenaikan.

Platform fintech P2P lending, Akseleran mencatat hingga Januari 2024 penyaluran pinjaman sudah lebih dari Rp 260 miliar. Memang perusahaan ini fokus memberi pinjaman ke sektor produktif di mana porsinya mencapai 95% dari total pinjaman.

“Akseleran 95%-an itu pinjaman produktif, karena kita fokus ke pinjaman produktif dengan produk pinjaman berbasis cashflow seperti invoice financing, po financing dan inventory financing,” ujar Founder dan Group CEO Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan kepada KONTAN, Senin (19/2).

Ivan menjelaskan, Akseleran menyasar semua sektor atau agnostik sepanjang calon peminjam (borrower) punya aliran dana (cash flow) yang memadai untuk membayar pinjaman.

Baca Juga: KoinWorks Sebut Keberadaan Pinjol Ilegal Berdampak Negatif Bagi Perusahaan

Dia menyebutkan, sejauh ini penyaluran pinjaman terbesar Akseleran di lini produktif mencakup sektor komoditas dan energi sebesar 19,2%, building material 14% dan engineering atau infrastruktur mencapai 10,7% dari total penyaluran pinjaman.

“Tahun ini kami proyeksikan penyaluran pinjaman sekitar Rp 3,7 triliun sampai Rp 3,8 triliun, naik sekitar 30% dibanding tahun lalu,” tandasnya.

PT Alami Fintek Sharia (Alami Sharia) menyatakan telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 5,3 triliun sejak awal berdiri di tahun 2017 hingga saat ini. Head of Corporate Affairs Alami, Sakti Ryan mengatakan perusahaan telah menyalurkan pembiayaan kepada lebih dari 2.000 UMKM dan lebih dari 12.000 proyek pembiayaan.

“Penyaluran pembiayaan di 2023 sendiri tumbuh 43,33% year on year (YoY) dari tahun 2022,” kata Sakti.

Sakti mengungkapkan, terdapat lima sektor utama sasaran penyaluran pembiayaan produktif di 2023 di antaranya perusahaan perdagangan, distributor, teknik dan konstruksi, sumber daya manusia dan layanan ketenagakerjaan, dan layanan dukungan beragam.

“Tentu, pembiayaan kami terbuka pada sektor lainnya dan terus dalam tahapan eksplorasi,” ungkapnya.

Sakti menegaskan, Alami Sharia selalu berfokus pada pembiayaan produktif sejak awal berdiri dan dirancang untuk menjadi mitra UMKM dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan syariah.

Baca Juga: Samir Catat Penyaluran Pinjaman Capai Rp 765,50 Miliar hingga Januari 2024

Dengan begitu, kata dia, lini bisnis yang telah dikembangkan saat ini sejalan dengan tujuan regulator untuk membesarkan porsi pembiayaan produktif khususnya bagi UMKM dalam negeri.

“Tahun 2024 ini, kami menargetkan penyaluran pembiayaan produktif dapat tumbuh signifikan pada kira-kira 45% dibanding tahun sebelumnya,” pungkasnya.

Berdasarkan roadmap OJK tahun 2023-2028 tentang industri Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) menyebut, penyelenggara fintech P2P lending ditargetkan menyalurkan 70% pembiayaan ke sektor produktif dan 30% sisanya ke sektor konsumtif.

Saat ini, penyaluran pembiayaan pinjol masih didominasi sektor konsumtif dengan porsi 70%.

"Tentu akan ada transisi. OJK juga akan mendorong bunga ke bawah, terutama sektor produktif," ujar Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, beberapa waktu lalu.

Marketing Communication Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Andri Tau menyebut target tersebut untuk meningkatkan aksesibilitas pinjaman bagi pelaku UMKM serta meningkatkan edukasi keuangan untuk sektor produktif.

“Kerja sama dengan lembaga jasa keuangan lainnya dan pemerintah juga dapat membantu mencapai tujuan ini dengan memfasilitasi pendanaan yang lebih besar untuk sektor produktif,” imbuhnya.

Andri bilang, fintech lending sebagai salah satu alternatif pendanaan, juga berperan sebagai faktor pendukung utama dalam peningkatan ekonomi masyarakat.

“Dengan berorientasi pada SDM yang berintegritas dan memiliki kompetensi yang memadai di bidangnya, industri ini menitikberatkan fokus pada dampak yang positif dan signifikan sehingga menjamin keberlanjutan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×