kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pinjaman online digandrungi milenial, literasi keuangan kian ditingkatkan


Selasa, 10 Agustus 2021 / 22:25 WIB
Pinjaman online digandrungi milenial, literasi keuangan kian ditingkatkan


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tawaran pinjaman dana melalui platform digital alias pinjaman online kian berkembang pesat. Tren penggunaan layanan digital ini didominasi generasi muda.

Lily Suriani, General Manager Kredivo mencatat, sepanjang tahun lalu, pengguna Kredivo diminati kaum milenial usia 20-29 tahun. Meski tergolong muda, namun pengguna Kredivo tersebut memiliki penghasilan yak tak sedikit.

Dari data Kredivo, 48% pengguna Kredivo memiliki penghasilan Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Sementara 38% pengguna Kredivo memiliki penghasilan di bawah Rp 5 juta dan 14% memiliki penghasilan lebih dari Rp 10 juta.

"Kami melihat, mereka menggunakan layanan di Kredivo bukan karena mereka tidak punya dana untuk beli, tapi lebih kepada mereka menunda pembayaran supaya bisa beli produk yang sekiranya bisa bantu produktivitas mereka," kata Lily dalam webinar Kredivo, Selasa (10/8).

Baca Juga: Meski ada PPKM, NPL fintech lending masih terjaga

Untuk lebih memaksimalkan penggunaan layanan digital di Kredivo, Lily menyebut, terus melakukan literasi keuangan, salah satunya dengan program Generasi Djempolan.

Hingga kini, sudah empat kota yang disambangi untuk diadakanya literasi keuangan Generasi Djempolan. Kota tersebut adalah Makassar, Manado, Pontianak dan Batam. "Ke depannya, kami berharap bisa menjangkau banyak generasi muda di kota lain," sebut Lily.

Disisi lain, Kepala Bagian Group Inovasi Keuangan Digital (GIKD) OJK, Bagus Kurniawan menyebutkan, tingkat literasi keuangan masih kurang maksimal. Berdasarkan survei yang dilakukan OJK tahun 2019, tingkat literasi keuangam baru mencapai 38% dengan tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 76%.

Angka inklusi itu, kata dia, masih kalah jauh dibanding negara tetangga di kawasan ASEAN, seperti Singapore yang mencapai 98% dan Malaysia di 85%. "Masih banyak segmen masyarakat yang belum mendapat layanan keuangan dengan optimal dan masih banyak ruang bagi sektor jasa keuangan dapat membantu pemulihan perekonomian nasional khususnya melalui layanan keuangan digital," imbuh Bagus.

Selanjutnya: Sepanjang 2020, pengguna Kredivo di Batam tumbuh 90%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×