kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.254   36,00   0,22%
  • IDX 7.301   44,20   0,61%
  • KOMPAS100 1.079   7,04   0,66%
  • LQ45 852   5,40   0,64%
  • ISSI 217   0,89   0,41%
  • IDX30 438   2,65   0,61%
  • IDXHIDIV20 523   2,51   0,48%
  • IDX80 123   0,66   0,54%
  • IDXV30 125   0,51   0,41%
  • IDXQ30 144   0,55   0,38%

Porsi dana mahal Bank Windu sampai 80%!


Jumat, 16 Mei 2014 / 19:58 WIB
Porsi dana mahal Bank Windu sampai 80%!
ILUSTRASI. Kenali 5 Manfaat Masker Kunyit untuk Wajah, Perawatan Alami


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Windu Kentjana International Tbk mencatatkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) sampai dengan triwulan I-2014 sebesar Rp 6,85 triliun. Nilai ini tumbuh 4,26% dibandingkan raihan DPK perseroan pada akhir Desember 2013 yang mencapai Rp 6,57 triliun.

Direktur Utama Bank Windu, Luianto Sudarmana mengungkapkan, porsi DPK bank dengan kode emiten MCOR ini masih lebih besar dana mahal alias deposito yang mencapai 80%.  Sementara sisanya sebesar 20% merupakan simpanan dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro.

“Ini pekerjaan rumah bagi kami, untuk segera membalikkan keadaan dengan cepat dalam rangka meningkatkan CASA secepatnya. Dengan begitu, kami akan berada di ranah yang lebih baik lagi,” jelas Luianto di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (16/5).

Bank Windu sendiri menargetkan perolehan DPK mencapai Rp 7,8 triliun sepanjang tahun 2014 ini. Besarnya porsi simpanan dana mahal Bank Windu membuat biaya beban operasional pendapatan operasional (BOPO) perseroan melonjak menjadi 88,45% dibandingkan akhir tahun 2013 yang sebesar 84,89%.

“Biaya dana memang meningkat lebih cepat dibandingkan bunga pinjaman. Kalau ada kenaikan suku bunga, langsung diikuti dengan kenaikan bunga simpanan baru kemudian suku bunga pinjaman naik, itu pun harus pemberitahuan kepada nasabah debitur kami. Begitu pun jika suku bunga turun, ada time leg factor untuk menurunkan suku bunga pinjaman,” ujar Luianto.

Besarnya BOPO ini, menekan margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perseroan. Pada kuartal I-2014, NIM perseroan tertekan hingga ke posisi 3,78% dibandingkan akhir tahun 2013 yang mencapai 4,87%. Padahal, sampai dengan akhir tahun 2014, MCOR menargetkan NIM sebesar 5,07%.

“Semua bank pasti mengalami NIM tertekan. Dengan kenaikan bunga simpanan, bunga pinjaman tidak bias serta merta naik. Perlu waktu untuk menaikkan bunga pinjaman,” katanya.

Perseroan saat ini menawarkan bunga simpanan deposito lebih tinggi dibandingkan dengan besaran BI rate dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) rate yaitu dikisaran 9,25% sampai dengan 10,25%. Sementara untuk bunga pinjaman, Bank Windu mematok bunga sebesar 13% sampai dengan 14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×