kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Porsi pembiayaan ramah lingkungan BNI capai 7%


Kamis, 11 Desember 2014 / 15:51 WIB
Porsi pembiayaan ramah lingkungan BNI capai 7%
ILUSTRASI. IHSG diprediksi tak banyak bergerak memasuki pekan terakhir di semester pertama 2023ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan komitmennya dalam menyalurkan kredit lebih besar pada sektor ekonomi yang ramah lingkungan. Hingga saat ini, porsi pembiayaan ramah lingkungan BNI sudah sebesar 5% - 7% dari total pembiayaan.

Menurut Tribuana Tunggadewi, Sekretaris Perusahaan BNI, Road Map Keuangan Berkelanjutan (sustainable finance) yang di inisiasi oleh OJK dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah diluncurkan pada tanggal 5 Desember lalu.

“BNI memiliki komitmen terhadap road map OJK tersebut, sehingga BNI tidak hanya berorientasi pada keuntungan keuangan saja, namun dengan mengharmoniskan antara kinerja keuangan dengan kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat dan pelestarian alam," kata Tribuana kepada KONTAN, Kamis (11/12).

Walau demikian, BNI berharap OJK serta Kementerian terkait juga memberikan dukungan bagi perbankan agar lebih maksimal dalam pembiayaan ramah lingkungan.

Mulai dari bantuan dalam bentuk dana murah baik dalam bentuk hibah maupun kredit lunak (soft loan), subsidi bunga untuk investasi yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan program pelestarian alam, hingga keringanan pajak.

“Serta kompensasi terhadap perhitungan rasio keuangan jika bank melakukan pembiayaan berkelanjutan misal pada perhitungan rasio LDR, CAR, CRR, penghitungan GWM, dan lain-lain,” ujar Tribuana.

Sampai saat ini, Tribuana menambahkan, BNI relatif sulit dalam menghitung nominal pembiayaan ramah lingkungan karena belum ada definisi yang jelas dari pihak-pihak terkait, baik BI, OJK, Depkeu, maupun Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan, tentang proyek atau investasi yang ramah lingkungan.  Ini membuat BNI belum bisa menghitung secara pasti nominal pembiayaan ramah lingkungan.

“Namun demikian melalui definisi sendiri maka secara umum seperti yang dilaporkan dalam SR (sustainability report) BNI sejak 2010, portfolio pembiayaan ramah lingkungan BNI antara 5% - 7% dari total pembiayaan BNI,” kata Tribuana.

Adapaun pembiayaan tersebut meliputi proyek energi terbarukan, industry kreatif, agro forestry, KPR hijau (green mortgage), kredit program berupa kerjasama dengan lembaga dari dalam dan luar negeri seperti JBIC, KFW, ADB, SSI, PAE.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2014, total kredit atau pembiayaan yang disalurkan BNI mencapai Rp 246,85 triliun. Sehingga diperkirakan volume pembiayaan ramah lingkungan BNI bisa mencapai Rp 12,34 triliun – Rp 17,27 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×