kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

Potensi Besar, Bisnis Multifinance Kian Menguntungkan Bagi Perbankan


Selasa, 26 Maret 2024 / 20:25 WIB
Potensi Besar, Bisnis Multifinance Kian Menguntungkan Bagi Perbankan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah CIMB Niaga Finance (CNAF)?di Tangerang Selatan, Selasa (2/1). KONTAN/Baihaki/2/1/2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis multifinance bisa dibilang telah menjadi salah satu cara perbankan menambah pundi-pundi keuntungan. Tak jarang, bank melakukan akuisisi untuk memiliki anak usaha yang bergerak di sektor pembiayaan ini.

Teranyar, ada PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang akan melakukan finalisasi aksi akuisisi PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), besok (27/3). Di mana, BTPN harus melakukan rights issue senilai Rp 6,73 triliun sebagai modal melakukan akuisisi tersebut.

Secara rinci, 62,6% dari pendapatan dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi OTO. Sementara, sisanya sebesar 37,4% akan dilakukan untuk mengakuisisi SOF.

Masuknya BTPN dalam bisnis multifinance dipercaya bisa memberikan pengaruh positif terhadap kinerja bank. Dalam hal ini, integrasi antar entitas tersebut bisa memperkuat bisnis consumer finance BTPN.

Baca Juga: Ini Siasat Bankir untuk Memacu Kredit Korporasi di Tahun 2024

”Bank BTPN melihat potensi yang cukup besar dalam bisnis pembiayaan roda dua dan roda empat di Indonesia,” ujar Communications and Daya Head Bank BTPN Andrie Darusman, akhir tahun lalu.

Jika menilik kinerja bank yang telah memiliki bisnis multifinance, kontribusi laba bisnis ini memang tak bisa diragukan. Ambil contoh, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang menjadi induk usaha dari PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance).

Adira Finance mencatat laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk mencapai Rp 1,94 triliun di 2023. Nilai tersebut setara dengan 55,4% dari total laba yang dibukukan oleh Danamon di periode 2023.

Selain itu, ada juga PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang mampu memberikan kontribusi laba pada induknya, PT Bank CIMB Niaga Tbk, sekitar 6,67%. Di mana, laba bersih CNAF tercatat senilai Rp 432,14 miliar.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang kontribusi tersebut masih bisa ditingkatkan dalam beberapa tahun ke depan. Secara bertahap, ia ingin kontribusi CNAF bisa mencapai 10% hingga 12%.

”Kami melihat prospek ke depan sangat bagus melihat populasi dan juga konsumsi domestik negara kita,” ujar Lani, Selasa (26/3).

Lani menggambarkan bahwa kontribusi yang didapat dari CNAF ini juga tak langsung sebesar ini. Ia bilang saat mentransformasi bisnis CNAF di 2016 lalu harus mengubah kerugian menjadi keuntungan seperti saat ini.

Baca Juga: Bank Mega Syariah Jajal Segmen Ritel untuk Genjot DPK

Untuk memperbesar bisnis multifinance-nya saat ini, Lani juga membuka peluang untuk menambah entitas baru sebagai anak usahanya. Tentu, memperhatikan kecocokan dan appetite yang dimiliki.

”Saat ini kami lagi cari-cari sembari fokus mengembangkan bisnis CNAF juga,” ujarnya.

Memang, bank memiliki lebih dari satu perusahaan multifinance juga bukan hal yang baru. Ambil contoh, ada PT Bank Mandiri yang memiliki dua perusahaan multifinance yaitu PT Mandiri Utama Finance (MUF) dan PT Mandiri Tunas Finance (MTF).

Namun, kepemilikan saham Bank Mandiri atas dua entitas tersebut tidak seperti Bank Danamon dan CIMB Niaga yang hampir 100%. Alhasil, kontribusi laba yang diberikan ke Bank Mandiri tak sebesar dua bank sebelumnya.

Misalnya, MTF yang bisa mencatatkan laba sebesar Rp 1,16 triliun di 2023. Hanya saja, laba yang mengalir ke Bank Mandiri hanya sekitar 2,11%, meski naik 29 basis poin dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, MUF hanya memberikan kontribusi ke laba Bank Mandiri sekitar 0,96%. Di mana, laba yang dicatatkan oleh MUF hanya senilai Rp 527 miliar.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo bilang entitas anak yang bergerak di sektor multifinance ini memiliki ruang tumbuh yang cukup baik di 2024. Ini sejalan dengan optimisme pertumbuhan ekonomi yang bakal berlanjut.

”Artinya, konsumsi masyarakat juga mengalami peningkatan,” ujar Sigit.

Ke depan, ia bilang akan terus meningkatkan sinergi dengan perusahaan anak dengan menyalurkan pembiayaan secara prudent. Tentu, dengan berbagai pilihan program pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×