Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bisnis PT Asuransi Adira Dinamika alias Adira Insurance hingga pertengahan tahun ini masih cukup berat. Meski begitu, premi yang dikantongi masih ada kenaikan ketimbang periode sebelumnya.
Direktur Utama Adira Insurance Indra Baruna menyebut, hingga semester pertama 2016, perusahaan ini mencatatkan perolehan premi di kisaran Rp 1,1 triliun. "Di tengah kondisi seperti sekarang ini kami masih bisa tumbuh 5%," kata dia beberapa waktu lalu.
Salah satu tantangan di paruh pertama tahun ini adalah perputaran ekonomi yang masih lambat. Hal ini berdampak pada masih lesunya premi dari lini bisnis yang menyasar segmen konsumen dari kalangan korporasi.
Tantangan lain adalah daya beli masyarakat yang masih terbilang rendah. Salah satunya terlihat dari angka penjualan produk otomotif sampai pertengahan tahun ini.
Angka pejualan mobil secara nasional hanya mencatat pertumbuhan yang kecil, sementara di sepeda motor kondisinya lebih mengkhawatirkan. Adira Insurance sendiri berupaya mencari celah dengan mengincar sejumlah lini bisnis lain yang potensi pasarnya masih bisa tumbuh cukup tinggi.
Diantaranya adalah dari lini bisnis asuransi kesehatan, termasuk dari segmen ritel yang belekangan ini terus diintensifkan pemasarannya. "Namun memang dari lini bisnis lain kondisinya masih cukup berat," ungkapnya.
Di sepanjang 2016, perseroan menargetkan bisa mencatatkan angka pertumbuhan premi sebesar 30% dari realisasi tahun kemarin menjadi Rp 2,8 triliun. Ia berharap kondisi di paruh kedua ini bisa lebih mendukung bisnis dengan bantuan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News