Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat sepanjang tahun 2023 premi asuransi kredit tumbuh signifikan. Premi asuransi kredit masih diproyeksikan akan tumbuh signifikan di tahun 2024.
Direktur Eksekutif AAUI, Bern Dwyanto melihat di tahun 2024 ini dari kondisi makro ekonomi bahwa penyaluran kredit perbankan di Tanah Air melaju kencang di awal 2024. Data Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit perbankan pada Januari 2024 tumbuh 11,5% secara tahunan, mencapai Rp 7.009,9 triliun.
Menurutnya hal itu kemungkinan besar berdampak pada premi asuransi kredit di awal tahun 2024 ini.
"Pertumbuhan asuransi kredit di tahun 2024 diperkirakan akan tumbuh lebih baik dan tetap menjadi penopang pendapatan premi Asuransi umum kedua atau ketiga setelah properti dan kendaraan," ungkap Bern pada Kontan, Senin (4/3).
Baca Juga: AAUI: Lonjakan Premi Asuransi Kredit Diikuti dengan Kenaikan Klaim
Bern mencatat premi asuransi kredit mencapai Rp 22,338 triliun sepanjang tahun 2023. Ia mengatakan jika dibandingkan dengan 2022 premi asuransi kredit tersebut tumbuh 56,2% yang semula sebesar Rp 14,298 triliun.
"Preminya ini meningkat Rp 8 triliun di tahun 2023," jelas Bern.
Bern mengungkapkan kenaikan premi asuransi kredit yang cukup signifikan di tahun 2023 sejalan dengan penyaluran kredit perbankan tahun 2023 meningkat 10,38% YoY sebesar Rp 7,090 triliun dibanding tahun 2022 senilai Rp 6,424 triliun.
Begitu pula dengan penyaluran kredit pembiayaan, modal ventura, mikro dan lainnya (PVML) Bern mencatat tumbuh 13,23% menjadi Rp 470,86 triliun di 2023 dibanding tahun 2022 sebesar Rp 415,86 triliun.
"Jadi peningkatan premi asuransi kredit itu juga sejalan dengan meningkatnya angka kredit di masyarakat," ujarnya.
Meski begitu Bern juga mengatakan kenaikan premi asuransi kredit di tahun 2023 juga berdampak pada kenaikan klaim. Ia mencatat klaim asuransi kredit tahun 2023 meningkat Rp 4,2 triliun. Benr menambahkan tahun 2023 klaim dibayar senilai Rp 16,8 triliun dan tahun 2022 sebesar Rp 12,6 triliun.
"Namun kenaikannya itu masih di bawah kenaikan premi asuransi kredit," ucap Bern.
Baca Juga: Nasabah Jiwasraya Masih Menanti Pengembalian Dana
Sejalan dengan hal terebut, Tatang Nurhidayat Presiden Direktur Tugu Insurance, mengungkapkan bahwa stabilitas kinerja keuangan yang kuat dan proses mitigasi risiko yang optimal telah menjadi faktor utama dalam pertumbuhan signifikan premi asuransi kredit.
Menurutnya, perusahaan asuransi harus memiliki fondasi yang kuat dan strategi yang tepat untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.