kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Premi asuransi kredit hanya Rp 5,78 triliun hingga paruh pertama 2020


Selasa, 22 September 2020 / 05:20 WIB
Premi asuransi kredit hanya Rp 5,78 triliun hingga paruh pertama 2020


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lini bisnis asuransi kredit lesu di tengah pandemi. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat premi asuransi kredit hanya Rp 5,78 triliun hingga paruh pertama 2020.

Ketua Bidang Statistik, Riset dan Analisa TI dan Aktuari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Trinita Situmeang menyatakan nilai itu turun 6,1% year on year (yoy) dibandingkan Juni 2019 senilai Rp 6,16 triliun. Penurunan ini terjadi lantaran kredit perbankan yang ikut merosot di tengah krisis kesehatan.

“Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit baru pada triwulan II-2020 menurun dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar -33,9%, turun dari 23,7% pada triwulan sebelumnya, dan 78,3% pada triwulan II-2019,” ujar Trinita pekan lalu.

Baca Juga: Bidik asuransi kredit fintech, Askrindo jalin kerjasama dengan Jembatan Emas

Lanjut Ia, penurunan pertumbuhan kredit baru terjadi pada seluruh jenis kredit. Adapun penurunan terdalam pada jenis kredit investasi yang terindikasi dari penurunan SBT dari 15,1% pada triwulan sebelumnya turun 75,1%.

“Kredit konsumsi juga terindikasi mengalami penurunan 68,6%. Ini akan pengaruh juga kepada asuransi kredit sebab penyaluran kredit yang akan ditransfer atau dibagi menjadi asuransi kredit. Ini terjadi pada kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor,” papar Trinita.

Padahal asuransi kredit berkontribusi paling besar ketiga kepada pendapatan premi asuransi umum. Hingga Juni 2020, asuransi kredit memberikan kontribusi sebesar 15,4% terhadap total premi senilai Rp 37,6 triliun.

“Namun klaim bruto (yang telah dibayar) mengalami kenaikan 16,3% yoy dari Rp 3,52 triliun menjadi Rp 4,09 triliun. Klaim tersebut memberikan kontribusi pembayaran klaim terbesar di industri sebesar 24% dari total sebesar Rp 17,04 triliun,” papar Trinita.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe bilang menambahkan terjadinya kenaikan klaim sejalan dengan kondisi keuangan kreditur yang terdampak pandemi. Lantaran kemampuan membayar kredit menurun sehingga terjadilah kredit macet sehingga terjadilah klaim.

“AAUI telah mengimbau underwriter asuransi anggota AAUI supaya memperhatikan asuransi kredit secara ketat. Lakukan negosiasi kepada kreditur supaya mengetahui SOP penyaluran kredit. Kedua, bila terindikasi bila tidak bisa dikontrol, maka kurangi menggarap bisnis ini,” jelas Dody.

Kendati demikian, pelaku industri masih memacu lini bisnis ini. Direktur Utama PT Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana menyatakan kinerja perusahaan ditopang oleh kinerja pada kuartal pertama 2020.

“Pertumbuhan sebenarnya terjadi di Januari hingga Maret karena produk asuransi kredit dan travel insurance sebelum berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” ujar Teguh.

Ia bilang sejak awal tahun hingga Mei 2020, pendapatan premi tercatat Rp 112,4 miliar. Nilai itu tumbuh 158% year on year di bandingkan Mei 2019 senilai Rp 43,5 miliar.

Baca Juga: WanaArtha Life Bahas Skema Menyehatkan Keuangan Perusahaan

PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mulai membidik untuk memberikan asuransi terhadap kredit fintech. Pada tahap awal, Askrindo menggandeng fintech Jembatan emas.

Askrindo melihat bahwa kebutuhan masyarakat akan platform digital sangatlah besar dikarenakan trend industri 4.0 yang mengarah pada digitalisasi bisnis. Kepala Divisi Pemasaran Digital Askrindo, Ardian Brahmana bilang kehadiran fintech lending yang saat ini tengah merebak.

Potensi pasar pada fintech ini sangat besar, karena menjadi salah satu alternatif pendanaan selain perbankan.  

“Kemudahan akan platform pinjam meminjam dana secara digital ini memiliki risiko yang besar, sehingga perusahaan Asuransi masuk untuk memberikan perlindungan dalam risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan fintech,” pungkas Ardian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×