kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Premi asuransi umum syariah menyusut


Jumat, 18 Mei 2018 / 12:58 WIB
Premi asuransi umum syariah menyusut
ILUSTRASI. Asuransi perjalanan umrah


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pamor asuransi umum syariah masih kalah asuransi konvensional. Lihat saja, premi asuransi umum syariah per Maret 2018 yang menyusut dibanding periode sama tahun lalu. Meski turun, pelaku bisnis ini yakin pertumbuhan premi masih akan terjadi hingga akhir tahun ini.

Premi asuransi umum syariah hingga kuartal I tahun ini menurun 0,19% menjadi Rp 512 miliar. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (ASSI) Erwin Noekman, penurunan ini karena kondisi ekonomi belum stabil di awal tahun ini. 

Kendati premi turun, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset asuransi umum syariah pada akhir Maret 2018 masih bisa tumbuh 17,5% menjadi Rp 5,76 triliun. 

"Selanjutnya, saya optimistis bisa tumbuh karena ada dorongan regulasi yang mendukung asuransi syariah," kata Erwin. Ia menambahkan, hal yang berpotensi mendorong bisnis asuransi umum syariah adalah ada beberapa sektor  bisnis belum digarap seperti fesyen, hotel dan lainnya.

Prospek pertumbuhan bisnis asuransi umum syariah juga diyakini oleh PT Asuransi Wahana Tata (Aswata).  Presiden Direktur Aswata Christian Wanandi mengatakan, produk syariah mempunyai keunggulan dibandingkan asuransi konvensional. "Karena ada dana tabarru atau dana kumpulan dan biasanya ada pembagian profit," ujarnya.

Aswata mengelola asuransi syariah pada produk asuransi alat berat, asuransi marine cargo, asuransi kendaraan, asuransi properti dan lainnya. Produk ini dipasarkan melalui perbankan, agen dan broker.

"Kami menggandeng bank syariah seperti Bank Syariah Mandiri, BRI, CIMB Niaga, OCBC, Maybank Indonesia dan lainnya," ujar Christian. Kerjasama dengan bank cukup efektif memasarkan produk. Meski begitu, dia mengakui, premi dari asuransi syariah masih sangat kecil.

Pada periode Januari hingga April 2018, Aswata hanya mengumpulkan premi Rp 4 miliar dari bisnis syariah. Angka tersebut meningkat 40% dari periode sama 2017. "Naiknya 40% karena kami mengganti strategi bisnis, setelah premi tahun lalu turun banyak," jelas Christian. Hingga akhir 2018, Aswata percaya premi asuransi syariah tumbuh 50%.

Memperluas jaringan

PT Asuransi Adira Dinamika juga mengincar pertumbuhan premi dua digit di segmen produk asuransi syariah sampai akhir tahun ini. Direktur Utama Adira Insurance Julian Noor mengatakan, secara keseluruhan porsi bisnis syariah terhadap total portofolio hanya 12%. Di kuartal I-2018, unit syariah Adira Insurance mencatatkan premi senilai Rp 64 miliar.

Tanny Megah Lestari, Business Development Division Head Adira Insurance optimistis, premi asuransi syariah mengerek bisnis hingga 11% di 2018. "Kami akan memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan penjualan di asuransi perjalanan umrah," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×