Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Kiprah asuransi tradisional sampai kuartal ketiga tahun 2012 masih mengungguli asuransi unitlink. Lihat saja data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dari total premi baru industri asuransi jiwa Rp 52,4 triliun, asuransi tradisional berkontribusi Rp 27,6 triliun atau tumbuh 24,8% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 22,1 triliun.
Pencapaian ini mengalahkan kontribusi premi baru asuransi berbalut investasi alias unitlink Rp 23,7 triliun, menyusut 4% dibandingkan kuartal sama tahun lalu Rp 24,7 triliun.
Data industri asuransi jiwa semester I–2012 yang dirilis Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan, total premi baru asuransi jiwa Rp 34,9 triliun atau tumbuh 16,7% dari periode sama tahun lalu. Dari sini, kontribusi unitlink Rp 16,2 triliun atau menyusut 6,5% dibanding dengan periode sama 2011. Sedangkan kontribusi premi baru dari produk tradisional mencapai Rp 18,7 triliun atau melonjak 48,6%.
Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI menerangkan, meningkatnya premi baru tradisional karena masyarakat memilih produk yang aman dari gejolak pasar modal. "Nasabah melindungi aset mereka, makanya ditaruh di produk tradisional," ungkap Hendrisman pada Rabu (28/11).
Namun dia optimis, akhir tahun kontribusi unitlink terhadap premi baru kembali terkerek. Membaiknya pasar modal akan membuat nasabah melirik asuransi berbalut investasi ini.
Hendrisman juga optimis, peran unitlink masih tetap mendominasi industri asuransi jiwa. Sebab produk ini memberikan kemudahan berinvestasi dan berasuransi. Sebagai gambaran, meskipun kontribusi premi baru unitlink kalah dari tradisional, tetapi kontribusi unitlink terhadap total premi asuransi jiwa masih dominan. Pada kuartal ketiga tahun ini, unitlink berkontribusi Rp 38,2 triliun atau tumbuh 6,2%.
Total premi industri asuransi jiwa pada triwulan ketiga Rp 75,1 triliun atau tumbuh 12% dibandingkan periode sama tahun lalu. Artinya, kontribusi premi unitlink lebih dari 50% dari total premi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News