kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi penyakit kritis makin banyak


Rabu, 28 November 2012 / 07:12 WIB
Asuransi penyakit kritis makin banyak
ILUSTRASI. Klasemen sementara PMPL ID S4 Minggu-1: RRQ Ryu di puncak, disusul AE LIMAX & BTR RA


Reporter: Feri Kristianto |

JAKARTA. Daftar perusahaan asuransi jiwa yang memberikan perlindungan asuransi kritis makin banyak. Peminat produk ini juga terus bertambah seiring semakin beragamnya penyakit kritis, serta biaya pengobatan yang selalu bertambah mahal.

Oemin Handajanto, Chief Executive Officer (CEO) dan Presiden Direktur  Zurich Topaz Life, menjelaskan semakin banyak masyarakat berminat pada produk asuransi yang memberi perlindungan terhadap risiko penyakit kritis. Hal ini karena kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang risiko penyakit kritis semakin tinggi.

Di Zurich Topaz, perlindungan terhadap risiko penyakit kritis  melalui produk andalan unitlink Prestigio. Produk asuransi berbalut investasi ini memberikan tambahan perlindungan untuk 44 penyakit kritis.Antara lain seperti kanker, alzeimer, sindrom apalic, tumor otak, bedah jantung koroner, serangan jantung, stroke, reumatik, pankreas nekrotik,sindrom parkinson bahkan sampai HIV yang disebabkan karena pekerjaan.

Produk ini memberikan manfaat perlindungan hingga 100 tahun dengan uang pertanggungan hingga Rp 1,5 miliar. Khusus manfaat penyakit kritis usia 65 tahun sebesar Rp 500 juta. "Proteksi lengkap dengan kombinasi antara proteksi kematian, manfaat untuk perawatan kesehatan dan juga investasi membuat asuransi jenis ini jadi pilihan," kata Oemin. Untuk memudahkan nasabah, pemasaran asuransi ini melalui jasa keagenan Zurich Topaz.

Memperbanyak distribusi

Sementara Asuransi Jiwa Sequis Life juga menawarkan asuransi tambahan untuk penyakit kritis melalui Early Payout Critical Illness Riders (EPCI). Asuransi  tambahan itu melindungi terhadap risiko 36 jenis penyakit kritis.

Norikos, Head of Underwriting Sequislife, bilang, awal mula keluarnya layanan itu karena keresahan terkait semakin mahalnya biaya pengobatan penyakit kritis. Biaya penyakit kanker, untuk kemoterapi saja membutuhkan biaya sekitar Rp 15 juta–Rp 20 juta untuk sekali perawatan.

"Gaya hidup sekarang ini juga semakin mempermudah terserangnya penyakit kritis," katanya. Sebagai gambaran, data Kementerian Kesehatan dan Yayasan Stroke Indonesia, satu dari 1.000 penduduk Indonesia menderita kanker setiap tahunnya dan sekitar 30%-40% penderita stroke masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu enam jam atau kurang dari itu.

Reginal Hamdani, Director of Strategic Marketing Division Asuransi Cigna, mengatakan kebutuhan perlindungan dari risiko penyakit kanker semakin besar. Soalnya, penyakit ini memang menjadi momok yang menakutkan. "Maka itu, kami memiliki produk tersendiri, bukan dalam bentuk asuransi tambahan," ujar Reginal. Produknya adalah Cigna Critical Illnes.

Manajemen Cigna akan terus memperbesar pemasaran produk ini, agar banyak masyarakat merasakan manfaatnya. Mereka akan menggaet perusahaan pembiayaan, pusat perbelanjaan modern, dan operator telepon untuk menambah jalur distribusi.

Jangan biarkan tidur Anda tidak nyaman karena takut terserang penyakit kritis!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×