Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Asuransi Jiwasraya (Persero) boleh unjuk gigi. Pasalnya, di tengah perlambatan pertumbuhan industri asuransi jiwa, perusahaan asuransi jiwa pelat merah ini berhasil mencatat pendapatan premi sebesar Rp 3 triliun pada paruh pertama tahun ini atau tumbuh 50% ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Sebanyak 80% di antaranya masih berasal dari produk-produk asuransi jiwa tradisional. Sisanya, 20%, merupakan produk asuransi jiwa berbasis investasi alias unitlink. “Pertumbuhan ditopang juga oleh upaya kami mengembangkan produk unitlink,” ujar Adrian De Jong, Direktur Jiwasraya kepada KONTAN, Senin (4/8).
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mulai aktif melancarkan strategi intensifikasi dan eksplorasi pasar. Ini merupakan upaya perseroan meningkatkan penetrasi pasar.
Kendati pertumbuhan preminya melesat, bukan berarti Jiwasraya bisa tenang. Maklumlah, perseroan menargetkan mengantongi premi sebesar Rp 7,8 triliun hingga akhir tahun nanti. Dengan pencapaian semester pertama ini, perseroan masih harus bekerja ekstra keras mengejar perolehan premi sebanyak Rp 4,8 triliun sisanya.
“Kami optimistis, target premi sampai akhir tahun nanti bisa tercapai. Bahkan, mungkin realisasinya melampaui target sebesar Rp 7,8 triliun. Hal ini dikarenakan, siklus bisnis asuransi jiwa pada empat bulan terakhir, yakni September, Oktober, November dan Desember cenderung tumbuh lebih tinggi ketimbang bulan-bulan sebelumnya,” terang dia.
Sekadar informasi, di penghujung tahun nanti, Jiwasraya mengincar mengantongi premi sebesar Rp 7,8 triliun atau bertumbuh 36,8% jika dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News