Reporter: Roy Franedya |
JAKARTA. Komitmen perbankan untuk meningkatkan minat masyarakat menabung hanya seumur jagung. Hingga Juni 2013, secara tahunan TabunganKu hanya tumbuh 8%, di bawah rata-rata pertumbuhan sebelumnya yang di atas 10%.
Sejak meluncur hingga Desember 2012, TabunganKU menghimpun dana Rp 20 triliun. Jumlah itu dari 4,7 juta rekening. Direktur Eksekutif Pengawasan dan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) Bank Indonesia (BI), Eni V Panggabean, mengatakan rendahnya pertumbuhan TabunganKu karena terjadi persaingan internal antara produk tabungan bank dengan TabunganKu.
Account officer (AO) memilih menawarkan produk tabungan milik bank ketimbang TabunganKu. "Kami meminta tim kelompok kerja (pokja) meningkatkan penetrasi mereka," ujarnya pekan lalu.
Masalah terbesar produk ini adalah tanpa biaya administrasi, sehingga bank tidak mendapatkan fee based income dan nominal rekening kecil. Sementara AO memiliki target dana setiap bulan.
BI menggagas produk TabunganKu dengan menggandeng 70 bank. Tujuannya meningkatkan kebiasaan masyarakat dalam menabung. Saldo minimum Tabunganku
Rp 20.000 untuk bank umum dan Rp 10.000 untuk bank perkreditan rakyat (BPR).
Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo mengakui adanya persaingan tersebut. Saat ini BNI menjajakan 13 produk tabungan. "Memang lebih gampang menawarkan produk tabungan sendiri," ujar Gatot.
Eni menambahkan, guna meningkatkan penetrasi TabunganKu, BI akan menyediakan tambahan fitur. Contohnya, bisa diambil di cabang bank manapun. Kini TabunganKu hanya bisa diambil di cabang membuka rekening.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News