Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk unitlink jenis saham diperkirakan akan mencetak return paling tinggi pada 2021. Hal tersebut di dorong oleh sentimen positif banjirnya stimulus fiskal dan moneter dalam rangka memperbaiki ekonomi di tengah pandemi covid-19.
Senior Research Analyst Infovesta Utama Praska Putrantyo mengatakan, hal tersebut di dorong oleh sentimen positif karena dukungan ekspektasi pemulihan ekonomi dan kinerja pasar modal, terlebih di tengah banjir stimulus fiskal dan moneter untuk memperbaiki ekonomi di tengah pandemi.
Sementara, per Januari 2021, kinerja produk unitlink dari semua jenis saham, campuran, dan pendapatan masih mencatatkan pelemahan kinerja di mana masing-masing minus 1,47%, 1,44%, dan 0,54%.
"Hal itu terjadi karena indeks pasar saham dan obligasi SBN juga melemah, masing-masing -1,95% untuk IHSG dan -0,28% untuk infovesta government bonds index," kata Praska kepada kontan.co.id, Rabu (3/2).
Baca Juga: Tingkatkan pendapatan premi, AXA Financial Indonesia luncurkan AXA Magnificent Link
Untuk proyeksi di 2021, dia memperkirakan semua akan positif di mana target unitlink jenis saham berkisar 10%-15%, jenis pendapatan tetap berkisar 6%-8%, dan jenis campuran berkisar 8%-10%.
Sementara itu, kinerja unitlink sepanjang 2020 untuk jenis pendapatan tetap mampu mencetak return positif lebih dari 7,11% ditopang oleh positifnya data kinerja pasar SBN melalui indikator Infovesta Government Bonds Index yang naik 9,81%.
Begitu juga dengan kinerja pasar obligasi korporasi yang tumbuh lebih dari 5,80% di tengah era suku bunga acuan (BI 7 day repo rate) rendah yang turun hingga ke level 3,75%. Sementara di jenis pasar uang, rata-rata produk unitlink berbasis pasar uang juga mencatat hasil positif 3,21% di periode yang sama.
Praska mengatakan, produk-produk unitlink dari jenis pendapatan tetap mampu mencetak return positif sepanjang 2020 lalu.
"Hal tersebut ditopang tingginya permintaan terhadap SBN maupun obligasi korporasi yang memicu kenaikan harga instrumen obligasi. Begitu juga dengan rata-rata produk unitlink jenis pasar uang," ujar Praska.
Baca Juga: Sun Life Financial Indonesia mencatatkan pertumbuhan pada 2020
Kendati demikian, untuk jenis saham dan campuran masih mencatat kinerja negatif, masing-masing -5,06% dan -0.67%. Hal tersebut menurut Praska diakibatkan kdampak koreksi di pasar saham melalui IHSG yang juga terkoreksi -5,09% sepanjang 2020 di tengah terjadinya pandemi Covid-19.
"Pada jenis campuran, rata-rata kinerja unitlink hanya terkoreksi tipis -0,67% sepanjang 2020 karena diversifikasi pada instrumen saham, obligasi, maupun deposito," katanya.
Sementara itu bila dibandingkan dengan reksa dana, Praske menjelaskan, rata-rata kinerja unitlink dari jenis pendapatan tetap dan campuran relatif tertinggal dibandingkan dengan rata-rata kinerja reksa dana di industri dari setiap jenis yang bersangkutan di mana return sepanjang 2020 untuk masing-masing jenis reksa dana, seperti pendapatan tetap (+10,35%) dan campuran (+0,28%).
Sementara untuk unitlink jenis saham relatif tertinggal di mana rata-rata kinerja reksa dana saham mencapai -6,93% alias di bawah torehan kinerja rata-rata unitlink.
Selanjutnya: Pasar saham membaik, kinerja investasi asuransi jiwa diramal pulih di tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News